Rabu, 15 April 2015

MALEFICENT part 2

MALEFICENT Part 2




Ribuan pasukan bersiap menyerang. Tapi, Maleficent tak sendirian. Melalui kemampuan ajaibnya dia membangkitkan monster-monster penjaga hutan.
Raja dan pasukannya terkejut. “Itu makhluk kegelapan,” seru para pasukan.

Raja cukup ketakutan dengan monster-monster dihadapannya. Namun, karena keangkuhan dan keserakahannya dia tetap memerintahkan pasukan untuk menyerang.

Pertempuran sengit terjadi. Maleficent menumbangkan puluhan pasukan dengan sayapnya yang kuat. Monster-monster menyerang pasukan membabi buta. Maleficent mengincar sang raja yang dilindungi pasukannya.  Dia berhasil menjatuhkan raja dari kuda. Raja kesakitan. Panglima perang memerintahkan anak buahnya untuk melindungi raja. Maleficent mengibaskan sayapnya. Seluruh pasukan yang mendekatinya terpelanting karena kibasan sayapnya yang kuat.


“Kau tak akan bisa menguasai Moors! Tidak sekarang dan juga selamanya!” teriak Maleficent sambil menunjukkan tangannya ke muka raja. Dia mendekati sang raja. Raja memukul dada Maleficent menggunakan tangannya yang berbalut sarung tangan dari logam. Dada maleficent terbakar. Namun, sembuh dengan cepat. Pasukan Moors berhasil mengusir mundur para penyerang dan membuat mereka kembali ke kerajaannya. 
Di kastil sang raja, raja terbaring lemah di atas ranjangnya. Dia dikelilingi para petinggi kerajaan. Dia telah berjanji bahwa kerajaannya akan berhasil merebut Moors dan seluruh harta karun yang ada di dalamnya. Tapi, dia benar-benar marah karena telah kalah berperang. Untuk membalaskan dendamnya, dia berwasiat, siapa saja yang berhasil membunuh wanita bersayap yang telah menyerangnya, dia akan menikahkan orang itu dengan anaknya. Dan setelah dia meninggal maka orang itu akan menjadi pewaris tahta.


Stefan yang telah menjadi pelayan raja mendengar itu. Dia mendatangi Moors dan mencari Maleficent. Seperti dulu, Stefan memanggil-manggil Maleficent di tempat mereka sering bertemu. Tak ada jawaban. Stefan berniat kembali dan melangkah pergi.

“Jadi, bagaimana kehidupanmu dengan para manusia?” Tanya Maleficent tiba-tiba.
Stefan menghampiri Maleficent. Dia memperingatkan bahwa para manusia sedang berlomba untuk membunuhnya. Raja Henry berusaha melakukan segalanya. Dia memohon agar Maleficent percaya padanya.

Maleficent yang sangat mencintai dan merindukan Stefan dengan mudah percaya padanya. Mereka menghabiskan waktu bersama, membicarakan banyak hal. Maleficent memaafkan kebodohan dan ambisi Stefan yang telah meninggalkannya. Mereka duduk berdua dan Maleficent menyandarkan kepalanya di dada Stefan. Stefan menawarkan Maleficent minuman. Setelah Maleficent meminum minuman yang diberikan Stefan, dia merasa begitu mengantuk dan jatuh tertidur. Stefan memastikan kesadaran Maleficent. Dia mengambil pisau, mengangkatnya, bersiap untuk menikam Maleficent. Tapi, hatinya tak mampu. Tubuhnya bergetar. Dia jatuh terduduk. Nafasnya terengah-engah. Dengan kesal, dia melempar pisaunya. 

Stefan mengelus-elus sayap Maleficent. Pikiran jahat kembali merasukinya. Dia mengambil rantai logam dari tasnya.  


Pagi hari, Maleficent terbangun. Dia merasa kesakitan di punggungnya. Dia raba punggungya dan menemukan sayapnya telah hilang. Maleficent merintih, menjerit, menangis, menyadari Stefan telah berkhianat dan tega memotong sayapnya.

Di tempat lain, Stefan mendengar raungan Maleficent. Dia merasa bersalah. Ada kesedihan yang menyelimuti wajahnya. Tapi, keserakahan telah menguasai hatinya. Membuat dia memutuskan untuk kembali ke kerajaan dengan membawa sayap Maleficent.

Stefan memasuki kamar raja. Dia mempersembahkan sayap Maleficent pada raja dan mengatakan bahwa Maleficent telah tewas. Raja memujinya. Raja merasa bangga karena Stefan berhasil membalaskan dendamnya. Raja berkata bahwa dia akan menepati janjinya.

Maleficent berdiri dengan susah payah. Tubuhnya menjadi ringkih. Dia mengubah ranting kecil yang dipungutnya menjadi tongkat yang dapat menopang tubuhnya saat berjalan. Dengan susah payah dia berjalan ke atas tebing. Matanya penuh kemarahan. Penuh dendam dan sakit hati.

Beberapa hari berikutnya, Maleficent melihat gagak yang tertangkap oleh pemburu. Maleficent mengubah gagak itu menjadi manusia. Pemburu ketakutan. Menganggap gagak itu iblis. Sedangkan gagak bingung dengan perubahan tubuhnya. Gagak itu bertanya apa yang telah Maleficent lakukan dengan tubuh indahnya. Maleficent menyuruh gagak itu berhenti mengeluh karena Maleficent telah menyelamatkannya. Gagak itu berpikir sejenak. Lalu, dia mengenalkan dirinya yang bernama Diaval. Dia mengatakan akan menjadi pelayan Maleficent dan melakukan apapun sebagai imbalan atas apa yang Maleficent lakukan. Maleficent meminta Diaval menjadi sayapnya.



Stefan telah resmi menjadi raja. Rakyat menyambutnya dengan suka cita. Diaval yang menjadi mata-mata melapor pada Maleficent. Maleficent akhirnya tahu alasan Stefan mengkhianatinya adalah untuk menjadi raja. Dendam maleficent semakin besar. Dia benar-benar marah. Kemarahannya meledak menjadi cahaya hijau menyeramkan yang memancar ke langit. Dengan tegang, Stefan melihat cahaya itu. Dia menyadari besarnya luapan kemarahan Maleficent, mantan kekasih yang telah dia khianati.

Kemarahan Maleficent yang meluap menghancurkan setiap benda yang dia lewati. Maleficent melangkahkan kakinya memasuki Moors. Moors berubah menjadi gelap. Tumbuhan yang dilewatinya menjadi kering dan mati. Rakyat Moors melihat dahsyatnya kemarahan Maleficent. Mereka ketakutan. Berlutut. Membuat Maleficent menjadi penguasa Moors.


Beberapa tahun kemudian, kerajaan manusia mendapat kabar bahagia. Istri raja Stefan telah melahirkan anak perempuan. Diaval yang selama ini menjadi mata-mata melaporkannya pada Maleficent. Dia melaporkan akan ada pembaptisan dan pesta besar-besaran.
Semua rakyat datang ke acara pembaptisan. Bahkan hadir pula tiga peri dari Moors yang berupaya membangun perdamaian. Ketiga peri dari Moors membawa hadiah untuk sang bayi. Raja dan ratu mempersilahkan ketiga peri itu untuk mempersembahkan hadiahnya.

Ketiga peri menghampiri sang bayi. Mereka memberikan hadiah mantra kebaikan.
“Aurora yang manis, kuberikan kau berkah kecantikan,” kata salah satu peri.
“Harapanku supaya kau tak pernah bersedih. Hanya ada kebahagiaan di sepanjang hidupmu,” ucap peri lainnya.


Saat peri ke tiga akan memberikan hadiahnya, Maleficent datang. Kedatangan Maleficent menyebabkan lampu-lampu mati dan membuat kerajaan menjadi gelap.
Maleficent berkata, “Harus kuakui, aku merasa sangat sedih karena tak menerima undanganmu.”
“Kau tak disambut di sini,” kata Stefan kasar.
Sesaat Maleficent tampak bersedih. Namun, kemudian dia tertawa. “Oh, sayang. Situasi yang canggung sekali.”
“Kau tak tersinggung?” tanya ratu.
“Mengapa tersinggung?” Maleficent balik bertanya. “Untuk membuktikan aku tak berniat jahat, aku juga akan memberikan hadiah bagi anak ini.” Kata Maleficent dengan senyum sinis.
“Tidak! Kami tidak ingin hadiah darimu!” sergah Stefan. Dia menggelengkan kepalanya. Menatap harap pada Maleficent.



Ketiga peri menyuruh Maleficent untuk tidak mendekat. Tapi, dengan mudah Maleficent melempar ke tiga peri itu hingga terpelanting dan masuk ke dalam peti.
Maleficent menatap bayi Aurora dengan sinis. “Dengarkanlah kalian semua! Sang putri memang akan tumbuh besar penuh kebahagiaan dan cantik. Dicintai oleh semua orang yang bertemu dengannya...”
“Itu hadiah yang menawan,” potong ratu. 







Maleficent memalingkan wajahnya. Menatap pada Stefan. Stefan memohon agar Maleficent jangan memberikan mantra jahat untuk anaknya. Maleficent menyentuhkan jari telunjuknya di mulut. Menyuruh Stefan agar diam. Dia melihat sebuah mesin pemintal.
“Tapi, sebelum mentari terbenam pada ulang tahunnya ke 16, dia akan menusukkan jarinya ke mesin pemintal dan jatuh tertidur seolah telah mati. Tertidur dimana dia tak akan pernah terbangun lagi!” Maleficent melanjutkan kutukannya.



“Maleficent, jangan lakukan ini. Kumohon padamu,” mohon Stefan.
“Aku suka saat kau memohon. Lakukan lagi!” Perintah Maleficent seraya menyuruh Stefan berlutut.
Dengan terpaksa, Stefan berlutut dan memohon pada Maleficent di depan rakyatnya.
“Baiklah,” kata Maleficent. “Sang puteri bisa dibangunkan dari tidurnya tapi hanya dengan... ciuman cinta sejati,” ucap Maleficent menyindir Stefan. “Kutukan ini akan bertahan sampai dunia berakhir. Tak ada kekuatan di bumi ini yang dapat mematahkannya,” sambungnya seraya pergi.

Narasi: Raja Stefan memerintahkan pasukannya menyita semua alat pemintal dari seluruh kerajaan. 
Alat pemintal itu dirusak dan dibakar hingga tak dapat digunakan lagi. Lalu, dibuang ke penjara paling bawah dalam kastil.


Secara rahasia, dia mempercayakan keamanan puterinya kepada tiga peri. Mereka akan membawanya ke rumah terpencil sampai dia berusia 16 tahun lebih satu hari.
Stefan menutup dirinya di dalam tembok kastil. Sementara pasukannya, berkuda ke segala penjuru untuk memburu Maleficent. Tapi Maleficent telah mendirikan tembok pertahanan berupa pohon berduri. Pohon-pohon berduri itu melindungi Moors agar tak menderita lagi akibat ulah manusia. Dia bersuka cita akan kemalangan yang diakibatkan oleh kutukannya.

Bersambung part 3

cuap-cuap:
Dari bagian ini kita belajar bahwa keserakahan seorang manusia dapat menghancurkan segalanya. Raja pertama begitu serakah dan merasa cemburu dengan kemakmuran negeri lain hingga dia menderita di akhir hayatnya. Keserakahan itu pula yang melingkupi hati Stefan. Keserakahan menjadi titik awal kutukan puteri tidur yang melegenda. Pengkhianatan Stefan terhadap Maleficent membuat Maleficent begitu murka hingga memiliki dendam yang sangat mendalam padanya. Apakah Maleficent memiliki sifat seburuk cerita-cerita yang pernah kita dengar? jawabannya ada di part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar