MALEFICENT Part 2
Ribuan pasukan bersiap menyerang.
Tapi, Maleficent tak sendirian. Melalui kemampuan ajaibnya dia membangkitkan
monster-monster penjaga hutan.
Raja dan pasukannya terkejut. “Itu
makhluk kegelapan,” seru para pasukan.
Raja cukup ketakutan dengan
monster-monster dihadapannya. Namun, karena keangkuhan dan keserakahannya dia
tetap memerintahkan pasukan untuk menyerang.
Pertempuran sengit terjadi.
Maleficent menumbangkan puluhan pasukan dengan sayapnya yang kuat.
Monster-monster menyerang pasukan membabi buta. Maleficent mengincar sang raja
yang dilindungi pasukannya. Dia berhasil
menjatuhkan raja dari kuda. Raja kesakitan. Panglima perang memerintahkan anak
buahnya untuk melindungi raja. Maleficent mengibaskan sayapnya. Seluruh pasukan
yang mendekatinya terpelanting karena kibasan sayapnya yang kuat.
“Kau tak akan bisa menguasai Moors!
Tidak sekarang dan juga selamanya!” teriak Maleficent sambil menunjukkan
tangannya ke muka raja. Dia mendekati sang raja. Raja memukul dada Maleficent menggunakan
tangannya yang berbalut sarung tangan dari logam. Dada maleficent terbakar. Namun,
sembuh dengan cepat. Pasukan Moors berhasil mengusir mundur para penyerang dan
membuat mereka kembali ke kerajaannya.
Di kastil sang raja, raja terbaring
lemah di atas ranjangnya. Dia dikelilingi para petinggi kerajaan. Dia telah
berjanji bahwa kerajaannya akan berhasil merebut Moors dan seluruh harta karun
yang ada di dalamnya. Tapi, dia benar-benar marah karena telah kalah berperang.
Untuk membalaskan dendamnya, dia berwasiat, siapa saja yang berhasil membunuh
wanita bersayap yang telah menyerangnya, dia akan menikahkan orang itu dengan
anaknya. Dan setelah dia meninggal maka orang itu akan menjadi pewaris tahta.
Stefan yang telah menjadi pelayan
raja mendengar itu. Dia mendatangi Moors dan mencari Maleficent. Seperti dulu,
Stefan memanggil-manggil Maleficent di tempat mereka sering bertemu. Tak ada
jawaban. Stefan berniat kembali dan melangkah pergi.
“Jadi, bagaimana kehidupanmu dengan
para manusia?” Tanya Maleficent tiba-tiba.
Stefan menghampiri Maleficent. Dia
memperingatkan bahwa para manusia sedang berlomba untuk membunuhnya. Raja Henry
berusaha melakukan segalanya. Dia memohon agar Maleficent percaya padanya.
Maleficent yang sangat mencintai dan merindukan
Stefan dengan mudah percaya padanya. Mereka menghabiskan waktu bersama,
membicarakan banyak hal. Maleficent memaafkan kebodohan dan ambisi Stefan yang
telah meninggalkannya. Mereka duduk berdua dan Maleficent menyandarkan
kepalanya di dada Stefan. Stefan menawarkan Maleficent minuman. Setelah
Maleficent meminum minuman yang diberikan Stefan, dia merasa begitu mengantuk
dan jatuh tertidur. Stefan memastikan kesadaran Maleficent. Dia mengambil
pisau, mengangkatnya, bersiap untuk menikam Maleficent. Tapi, hatinya tak
mampu. Tubuhnya bergetar. Dia jatuh terduduk. Nafasnya terengah-engah. Dengan
kesal, dia melempar pisaunya.
Stefan mengelus-elus sayap
Maleficent. Pikiran jahat kembali merasukinya. Dia mengambil rantai logam dari
tasnya.
Pagi hari, Maleficent terbangun. Dia
merasa kesakitan di punggungnya. Dia raba punggungya dan menemukan sayapnya
telah hilang. Maleficent merintih, menjerit, menangis, menyadari Stefan telah berkhianat
dan tega memotong sayapnya.
Di tempat lain, Stefan mendengar
raungan Maleficent. Dia merasa bersalah. Ada kesedihan yang menyelimuti
wajahnya. Tapi, keserakahan telah menguasai hatinya. Membuat dia memutuskan
untuk kembali ke kerajaan dengan membawa sayap Maleficent.
Stefan memasuki kamar raja. Dia
mempersembahkan sayap Maleficent pada raja dan mengatakan bahwa Maleficent
telah tewas. Raja memujinya. Raja merasa bangga karena Stefan berhasil
membalaskan dendamnya. Raja berkata bahwa dia akan menepati janjinya.
Maleficent berdiri dengan susah
payah. Tubuhnya menjadi ringkih. Dia mengubah ranting kecil yang dipungutnya
menjadi tongkat yang dapat menopang tubuhnya saat berjalan. Dengan susah payah
dia berjalan ke atas tebing. Matanya penuh kemarahan. Penuh dendam dan sakit
hati.
Beberapa hari berikutnya, Maleficent
melihat gagak yang tertangkap oleh pemburu. Maleficent mengubah gagak itu
menjadi manusia. Pemburu ketakutan. Menganggap gagak itu iblis. Sedangkan gagak
bingung dengan perubahan tubuhnya. Gagak itu bertanya apa yang telah Maleficent
lakukan dengan tubuh indahnya. Maleficent menyuruh gagak itu berhenti mengeluh
karena Maleficent telah menyelamatkannya. Gagak itu berpikir sejenak. Lalu, dia
mengenalkan dirinya yang bernama Diaval. Dia mengatakan akan menjadi pelayan
Maleficent dan melakukan apapun sebagai imbalan atas apa yang Maleficent
lakukan. Maleficent meminta Diaval menjadi sayapnya.
Stefan telah resmi menjadi raja. Rakyat menyambutnya dengan suka cita. Diaval yang menjadi mata-mata melapor pada Maleficent. Maleficent akhirnya tahu alasan Stefan mengkhianatinya adalah untuk menjadi raja. Dendam maleficent semakin besar. Dia benar-benar marah. Kemarahannya meledak menjadi cahaya hijau menyeramkan yang memancar ke langit. Dengan tegang, Stefan melihat cahaya itu. Dia menyadari besarnya luapan kemarahan Maleficent, mantan kekasih yang telah dia khianati.
Beberapa tahun kemudian, kerajaan
manusia mendapat kabar bahagia. Istri raja Stefan telah melahirkan anak
perempuan. Diaval yang selama ini menjadi mata-mata melaporkannya pada
Maleficent. Dia melaporkan akan ada pembaptisan dan pesta besar-besaran.
Semua rakyat datang ke acara
pembaptisan. Bahkan hadir pula tiga peri dari Moors yang berupaya membangun
perdamaian. Ketiga peri dari Moors membawa hadiah untuk sang bayi. Raja dan
ratu mempersilahkan ketiga peri itu untuk mempersembahkan hadiahnya.
“Aurora yang manis, kuberikan kau
berkah kecantikan,” kata salah satu peri.
“Harapanku supaya kau tak pernah
bersedih. Hanya ada kebahagiaan di sepanjang hidupmu,” ucap peri lainnya.
Saat peri ke tiga akan memberikan hadiahnya,
Maleficent datang. Kedatangan Maleficent menyebabkan lampu-lampu mati dan
membuat kerajaan menjadi gelap.
Maleficent berkata, “Harus kuakui,
aku merasa sangat sedih karena tak menerima undanganmu.”
“Kau tak disambut di sini,” kata
Stefan kasar.
Sesaat Maleficent tampak bersedih.
Namun, kemudian dia tertawa. “Oh, sayang. Situasi yang canggung sekali.”
“Kau tak tersinggung?” tanya ratu.
“Mengapa tersinggung?” Maleficent
balik bertanya. “Untuk membuktikan aku tak berniat jahat, aku juga akan
memberikan hadiah bagi anak ini.” Kata Maleficent dengan senyum sinis.
“Tidak! Kami tidak ingin hadiah
darimu!” sergah Stefan. Dia menggelengkan kepalanya. Menatap harap pada
Maleficent.
Ketiga peri menyuruh Maleficent untuk
tidak mendekat. Tapi, dengan mudah Maleficent melempar ke tiga peri itu hingga
terpelanting dan masuk ke dalam peti.
Maleficent menatap bayi Aurora dengan
sinis. “Dengarkanlah kalian semua! Sang putri memang akan tumbuh besar penuh
kebahagiaan dan cantik. Dicintai oleh semua orang yang bertemu dengannya...”
“Itu hadiah yang menawan,” potong
ratu.

Maleficent memalingkan wajahnya. Menatap pada Stefan. Stefan memohon agar Maleficent jangan memberikan mantra jahat untuk anaknya. Maleficent menyentuhkan jari telunjuknya di mulut. Menyuruh Stefan agar diam. Dia melihat sebuah mesin pemintal.
“Tapi, sebelum mentari terbenam pada
ulang tahunnya ke 16, dia akan menusukkan jarinya ke mesin pemintal dan jatuh
tertidur seolah telah mati. Tertidur dimana dia tak akan pernah terbangun
lagi!” Maleficent melanjutkan kutukannya.
“Aku suka saat kau memohon. Lakukan
lagi!” Perintah Maleficent seraya menyuruh Stefan berlutut.
Dengan terpaksa, Stefan berlutut dan
memohon pada Maleficent di depan rakyatnya.
“Baiklah,” kata Maleficent. “Sang
puteri bisa dibangunkan dari tidurnya tapi hanya dengan... ciuman cinta
sejati,” ucap Maleficent menyindir Stefan. “Kutukan ini akan bertahan sampai
dunia berakhir. Tak ada kekuatan di bumi ini yang dapat mematahkannya,”
sambungnya seraya pergi.
Narasi: Raja Stefan memerintahkan pasukannya menyita semua alat pemintal dari seluruh kerajaan.
Alat pemintal itu dirusak dan dibakar hingga tak dapat digunakan lagi. Lalu, dibuang ke penjara paling bawah dalam kastil.
Secara rahasia, dia mempercayakan keamanan puterinya kepada tiga peri. Mereka akan membawanya ke rumah terpencil sampai dia berusia 16 tahun lebih satu hari.
Stefan menutup dirinya di dalam tembok kastil. Sementara
pasukannya, berkuda ke segala penjuru untuk memburu Maleficent. Tapi Maleficent
telah mendirikan tembok pertahanan berupa pohon berduri. Pohon-pohon berduri
itu melindungi Moors agar tak menderita lagi akibat ulah manusia. Dia bersuka
cita akan kemalangan yang diakibatkan oleh kutukannya.
Bersambung part 3
cuap-cuap:
Dari bagian ini kita belajar bahwa keserakahan seorang manusia dapat menghancurkan segalanya. Raja pertama begitu serakah dan merasa cemburu dengan kemakmuran negeri lain hingga dia menderita di akhir hayatnya. Keserakahan itu pula yang melingkupi hati Stefan. Keserakahan menjadi titik awal kutukan puteri tidur yang melegenda. Pengkhianatan Stefan terhadap Maleficent membuat Maleficent begitu murka hingga memiliki dendam yang sangat mendalam padanya. Apakah Maleficent memiliki sifat seburuk cerita-cerita yang pernah kita dengar? jawabannya ada di part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar