Teman
orang tua angkat Dae Hoo ternyata bekerjasama dengan Buk Doo Sung. Dia melaporkan bahwa agen-agen unit
8 termasuk Dae Hoo tinggal disebuah rumah sekaligus apotek. Temannya membawa
Buk Doo Sung ke apotek itu. Ketika apotek akan tutup, dia dan Buk Doo Sung mendatangi
apotek itu. Ibu angkat Dae Hoo yang berada di apotek terkejut dengan kedatangan
mereka. Setelah ibu mengatakan dimana lokasi paket berada, Buk Doo Sung
langsung menembak kepalanya hingga tewas.
Buk Doo Sung mendatangi ayah yang sedang mendengarkan musik di ruangannya. Setelah ayah menyadari kehadiran Buk Doo Sung, ayah mengingatkannya bahwa dia bisa memulai perang jika berani mengganggu tempatnya. Tap, Buk Doo Sung tidak peduli. Tanpa ba bi bu dia langsung menembak ayah.
Setelah
mendapatkan apa yang mereka cari, teman Buk Doo Sung pergi lebih dulu sedang
Buk Doo Sung duduk menunggu kedatangan Dae Hoo. Dae Hoo merasa ada yang aneh
ketika dia memasuki rumah. Di ruang tamu dia melihat Buk Doo Sung yang duduk
menunggunya.
“Anak
muda yang menjadi pembunuh,” kata Buk Doo Sung saat melihat Dae Hoo.
Mereka
berdua bertarung. Buk Doo Sung menggulingkan meja kaca yang ada di depannya ke
arah Dae Hoo. Dae Hoo berhasil menahan. Buk Doo Sung menendang kaca meja hingga
pecah. Buk Doo Sung langsung menyerang Dae Hoo dengan pukulannya. Pukulan cepat
dia lancarkan. Tapi, Dae Hoo mampu mengimbanginya. Dae Hoo mendesak tubuh Buk
Doo Sung ke tembok. Dia berusaha memukulnya. Tapi Buk Doo Sung berhasil
mendorong Dae Hoo hingga Dae Hoo berada di depan jendela. Tangannya hendak
memukul Dae hoo, tapi Dae Hoo menghindar sehingga Buk Doo Sung malah memecahkan kaca jendela.
Dae Hoo berhasil menendang perut Buk Doo Sung dengan lututnya. Buk Doo Sung
sedikit lengah, Dae Hoo dua kali memukul wajahnya. Buk Dae Sung berusaha
membalas serangan Dae Hoo. Ketika Dae Hoo berusaha menghindar, dia kehilangan
keseimbangannya. Buk Dae Sung mendaratkan kepalan tangannya ke wajah Dae Hoo.
Dae Hoo terjatuh. Ketika Buk Doo Sung akan menyerangnya, dengan tangkas Dae Hoo
memegang tangannya dan membantingnya kebelakang. Buk Doo Sung terjengkang. Dae
Hoo bangkit. Dae Hoo hendak memukul Buk Doo Sung, namun Buk Doo Sung berhasil
bangun dan malah membanting tubuh Dae Hoo ke tembok hingga memecahkan figura. Pertarungan semakin sengit terjadi
dan tetap seimbang. Buk Doo Sung mengeluarkan pistolnya. Dengan kecepatan
tangannya, Dae Hoo memegang tangan Buk Doo Sung untuk membelokkan arah
tembakan. Dae Hoo sempat terdesak, dia berhasil menarik kabel televisi dan
membelitkannya di leher Buk Doo Sung. Buk Doo Sung mengeluarkan pisau. Dia
berhasil menggores wajah tampan Dae Hoo. Dae Hoo terus melawan. Pertarungan
kembali terjadi. Keduanya berebutan pisau. Pisau berhasil direbut oleh Dae Hoo.
Dae Hoo langsung menusuk dada Buk Doo Sung dan menancapkan pisau itu di
punggungnya.
Sebelum
Dae Hoo pergi, dia menghapus jejak dengan membakar rumahnya.
Dengan
terpincang, Dae Hoo berjalan mendatangi kedai Nenek Jung Sook. Saat Dae Hoo
datang, Nenek Jung Sook menyuruhnya pergi karena kedainya akan tutup. Dae Hoo
mengatakan bahwa apotek telah tutup. Nenek Jung Sook mengerti maksud perkataan
Dae Hoo, dia menyuruh Dae Hoo untuk menunggu. Saat menunggu Nenek Jung Sook
yang membereskan kedainya, Dae Hoo malah jatuh dari tempat duduknya karena
ketiduran (atau pingsan?)
Detektif
Cha telah berhasil menemukan alamat orang yang membeli motor yang ada di CCTV.
Saat mendatangi rumah itu, rumah itu sudah habis terbakar. Dia melaporkan hal
tersebut kepada atasannya. Atasannya memprediksi bahwa hal tersebut terjadi
sebagai imbas dari adanya perebutan kekuasaan Korut yang melibatkan pasukan militer Unit 8 dan Seksi 35.
Atasannya menyuruh Detektif Cha untuk melaporkan kebakaran tersebut disebabkan oleh
ledakan gas. Detektif Cha kemudian menunjukkan foto Dae Hoo yang merupakan
seorang anak yang di adopsi oleh keluarga itu.
Dae
Hoo sedang makan dengan lahap. “kau terlihat seperti bangsawan muda tapi makan
seperti anjing,” komentar nenek Jung Sook. Dae Hoo mengungkapkan bahwa ternyata
menjadi agen lebih sulit dari dugaannya. Nenek Jung Sook yang ternyata seorang
letnan menjawabnya dengan menyebutkan bahwa setelah tiga tahun ini dia tidak
pernah mendapatkan misi. Misi pertamanya selama tiga tahun terakhir ini adalah
memberi Dae Hoo makan. Nenek Jung Sook menyuruh Dae Hoo untuk tetap sabar dan
mengingatkannya untuk tidak memanggilnya letnan. Dae Hoo hanya tersenyum dan
melanjutkan makannya.
Ketika
di jalan, tidak sengaja Nenek Jung Sook dan Dae Hoo bertemu polisi patroli. Dae
Hoo sudah bersiap untuk menghindar. Nenek Jung Sook menahannya. Ternyata polisi
itu adalah pelanggannya. Nenek Jung Sook terlihat akrab dengan polisi itu.
Setelah polisi itu pergi, Nenek Jung Sook memukul Dae Hoo dan mengatakan bahwa
Dae hoo Bodoh, kenapa tidak sekalian saja Dae Hoo tulis dikeningnya bahwa dia
mata-mata.Nenek Jung Sook mengingatkan Dae Hoo untuk bersikap biasa saja. Dia
menanyakan umur Dae Hoo. Dae hoo menjawab 20. Nenek Jung Sook menanyakan
tentang keluarganya. Dae Hoo menjawab bahwa keluarganya yang masih hidup
hanyalah adiknya seraya menunjukkan foto keluarga. Dae Hoo menjelaskan bahwa
selain adiknya cantik dia juga periang.
Melihat foto itu, Nenek Jung Sook menyadari bahwa Dae Hoo adalah anak
Lee Young Hoo tapi dia tidak berkata apa-apa.
Dae
Hoo mendapat kiriman paket berisi HP dan Foto seorang pria. Kolonel Moon
menelpon Dae Hoo. Dia menyuruh Dae Hoo untuk kembali merebut paket yang telah
diambil oleh seksi 35. Dia mengatakan bahwa ini adalah misi terakhirnya.
Setelah itu, Dae Hoo bisa bertemu dengan adiknya. Dae Hoo langsung menyiapkan
senjatanya. Dia kemudian melihat video adiknya yang dikirim oleh kolonel Moon.
Dae
Hoo sudah berada di lokasi yang ada di foto. Dia melihat sebuah mobil yang
memasuki gedung. Di dalam gedung, orang yang keluar dari mobil segera mengambil
paket berisi berlian yang selama ini diperebutkan. Dae Hoo menyusup ke dalam
gedung. Dia berhasil menembak mati beberapa penjaga. dia melemparkan granat ke
dalam gedung. Ledakkan itu hanya menyisakan satu orang yang selamat yaitu teman
orang tua angkat Dae Hoo yang berkhianat. Dia mengambil paket dan bersembunyi.
Dae Hoo berhasil merebut paketnya.
Dae
Hoo berbelanja pakaian untuk nenek Jung Sook dan jepit rambut untuk adiknya.
Dia hendak kembali ke Korea Utara. Dia memberikan pakaian yang dibelinya pada
Nenek Jung Sook. Nenek Jung Sook sambil bercanda mengatakan bahwa selera baju
Dae Hoo norak. Dae Hoo mengharapkan Nenek Jung Sook dapat kembali pulang. Nenek
Jung Sook mengatakan bahwa itu tidak mungkin karena dia merupakan tulang
punggung negara. Dia justru meminta Dae Hoo untuk kembali, melupakan segalanya
dan menikmati masa mudanya selama mungkin. Dae Hoo hanya mengangguk. Nenek Jung
Sook menyuruh Dae Hoo untuk cepat pergi. Dae Hoo hendak keluar namun sebelumnya
mengatakan agar Nenek Jung Sook menjaga kesehatannya. Nenek Jung Sook menahan
tangisnya dan kembali menyuruh Dae Hoo untuk pergi. (hmmmm,,,, jadi inget sama
ayahnya Dae Hoo di awal film,,,, x_x Firasat buruk).
Lee
Hye In sedang berlatih balet sendirian. Dae hoo mengintipnya dari luar. Dia
tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dan menimbulkan suara. Ketika Dae Hoo hendak
pergi, Hye In memanggilnya. Mereka berbicara berdua. Dae Hoo mengatakan bahwa
dia akan pergi menemui adiknya. Meski berat, Hye In mengatakan bahwa hal itu
bagus. Dia menanyakan apakah Dae Hoo akan menghubunginya? Dae Hoo tak menjawab.
Dae
Hoo berada di pinggir sungai. Dia berdiri melihat peta dunia yang ada di
tembok. Lalu, dia memindahkan permen karetnya menempel di Korea Utara.
Dae
Hoo menemui seseorang yang akan memberikannya tumpangan ke Korea Utara. Di
Korea Utara, ada pertemuan antara pejabat militer seksi 35 dengan pejabat
pemerintah. Pejabat pemerintah Korea Selatan diminta menghapus Unit 8 dan
menjaga hubungan baik dengan seksi 35 dari Korea Utara karena perebutan
kekuasaan akan berakhir pada kemenangan pemimpin yang di dukung oleh seksi 35.
Di kantor kepolisian Korea Selatan, nama-nama agen unit 8 di ketahui dan
menjadi sasaran pembersihan. Detektif Cha memprotes atasannya mengenai
keterlibatan mereka dalam politik Korea Utara, tapi atasannya hanya mengatakan
bahwa ini tugas dari atasan yang tidak bisa mereka tolak.
Saat
naik ke atas kapal, tiba-tiba orang yang seharusnya mengantar Dae Hoo ke Korea
Utara menusuknya. Dae Hoo yang terkejut menanyakan kenapa dia melakukannya.
Pria tersebut mengejek Dae Hoo terlalu naif karena tak pernah ada agen yang
bisa pulang tapi juga agen tidak bisa terus berada di Korea Selatan. Dae Hoo
melawan. Meski menahan sakit dia berhasil mengalahkan pria itu dan menusuknya.
Sambil menangis, dae Hoo melemparkan jasad Pria korut itu ke laut. Dae Hoo
terhuyung, duduk lemas meratapi dirinya yang tidak bisa menemui adik tercinta.
Seluruh
agen Unit 8 ditangkap. Ada yang memutuskan bunuh diri, ada yang ditahan, ada
pula yang kabur. Kedai Nenek Jung Sook juga dikepung. Nenek Jung Sook mengancam
para polisi dengan menyandra seseorang. Detektif Cha berusaha menenangkan.
Nenek Jung Sook berkata bahwa meski dia sudah tua, dia masih bisa melawan. Dae
Hoo yang kembali dari dermaga, hendak mendekat ke kedai Nenek jung Sook yang
dikepung. Nenek Jung Sook melihatnya. Tanpa melihat Dae Hoo, Nenek Jung Sook menyuruhnya pergi. Detektif
Cha yang menyadari maksud Nenek Jung Sook akan menoleh ke arah Dae Hoo. Demi
mengalihkan perhatian, Nenek Jung Sook berteriak-teriak dan mendekat. Nenek
Jung Sook pun ditembak. Di saat sekarat Nenek Jung Sook mengatakan bahwa Dae
Hoo bisa kembali dengan selamat. Alih perhatian yang dilakukan Nenek Jung Sook
ternya sia-sia. Detektif Cha menyadari kehadiran Dae Hoo.
Detektif
Cha berlari mengejar dae Hoo. Dia berada di sebuah parkiran truk. Dari belakang
truk Dae Hoo menyuruh Detektif Cha untuk tidak bergerak seraya menodongkan
pistolnya. Detektif Cha menyuruh Dae hoo untuk menyerah. Dia mengatakan bahwa
Dae Hoo sudah dibuang oleh Korea Utara. Ternyata De Hoo sudah pergi
meninggalkan Detektif Cha yang daritadi berbicara sambil membelakanginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar