Dae
Hoo pergi ke rumah Hye in. Hye In yang sedang mengangkat jemuran menemukan Dae
Hoo yang tak sadarkan diri dan berlumuran darah. Hye In membawa Dae Hoo ke rumahnya. Dia
mengobati Dae Hoo. Dari televisi, berita mengabarkan bahwa dae Hoo adalah agen
yang menyamar menjadi murid SMA. Hye In sangat terkejut saat mengetahui bahwa
teman dekatnya ini adalah agen Korea Utara. Ditengah keterkejutannya itu, Dae
Hoo terbatuk dan terbangun. Hye In langsung mematikan TV. Dae Hoo nampak sangat
kesakitan. Hye In menanyakan keadaan Dae hoo dengan khwatir. Dae Hoo menatap
sekeliling.
Keringat dingin membanjiri wajahnya. Setelah menyadari keberadaannya, dia mengatakan bahwa tidak seharusnya dia ada di tempat itu. Dae Hoo hendak pergi. Melihat De Hoo yang nampak begitu tersiksa, Hye In menahannya. Dia mengatakan bahwa dia tahu Dae Hoo sedang dikejar polisi. Hye In meyakinkan bahwa dia adalah teman Dae Hoo dan tak akan melaporkannya. Tapi, Dae hoo mengatakan bahwa dia tidak punya teman. Bahkan, hye In tidak tau siapa dia sebenarnya.
Keringat dingin membanjiri wajahnya. Setelah menyadari keberadaannya, dia mengatakan bahwa tidak seharusnya dia ada di tempat itu. Dae Hoo hendak pergi. Melihat De Hoo yang nampak begitu tersiksa, Hye In menahannya. Dia mengatakan bahwa dia tahu Dae Hoo sedang dikejar polisi. Hye In meyakinkan bahwa dia adalah teman Dae Hoo dan tak akan melaporkannya. Tapi, Dae hoo mengatakan bahwa dia tidak punya teman. Bahkan, hye In tidak tau siapa dia sebenarnya.
Di
Korea Utara, Kolonel Moon disiksa oleh anggota dari seksi 35. Mereka menanyakan
keberadaan paket yang mereka inginkan. Kolonel Moon meminta kesempatan untuk
pergi ke koreSel dan mengambil paket itu. Dia yakin bahwa hanya dirinyalah yang
bisa menghubungi Dae Hoo. Anggota seksi 35 mengingatkan bahwa Kolonel Moon
harus membunuh Dae Hoo yang telah membunuh para agen mereka.
Hye
In bangun dan melihat Dae Hoo yang tidur sambil duduk di sudut ruangan. Dia
menyelimuti Dae Hoo dan pergi berbelanja. Di minimarket secara tidak sengaja
dia bertemu dengan Detektif Cha. Detektif Cha yang mengetahui pertemanan Hye
In-Dae Ho memberikan kartu namanya. Hye In mengatakan bahwa dia tidak terlalu
akrab dengan Dae Hoo. Detektif Cha meragukan perkataan Hye In. Beruntung,
Detektif Cha mendapat telpon yang memintanya untuk segera datang.
Hye
In berlari menuju rumah. Di bawah rumah atapnya, dia melihat motor Dae Hoo. Dia
segera menutup motor itu dengan kain. Memasuki rumah, dia melihat Dae Hoo yang
terpaku pada berita di TV yang mengabarkan kematian Kim Jong Il. Hye In akan
mengobati luka Dae Hoo. Tapi, Dae Hoo tetap terpaku pada berita itu. Baginya,
kematian Kim Jong Il berarti kehancuran bagi unit 8.
Kolonel
Moon tiba di KorSel. Omo,,, dibelakangnya Hye In berjalan kikuk mengikuti. Dae
Hoo mendapat telpon dari kolonel Moon. Dae Hoo menanyakan apa yang sebenarnya
terjadi. Kolonel Moon tidak bisa menjelaskan. Dae Hoo menanyakan keadaan Hye In
adiknya. Kolonel Moon menyebutkan bahwa dirinya dan adik Dae Hoo telah berada
di Selatan. Dengan mata berkaca-kaca,
Dae Hoo mempertanyakan maksud Kolonel Moon. Kolonel Moon hanya mengatakan bahwa
jika Dae Hoo ingin bertemu dengan adiknya maka dia harus menyerahkan paket itu
padanya.
Esoknya,
Dae Hoo meninggalkan rumah Hye In. Mendengar suara motor Dae hoo, Hye In bangun
dari tidurnya. Dia segera berlari keluar rumah dan melihat Dae Hoo yang pergi
mengendarai motornya. Hye In bersedih dengan kepergian dae Hoo. Di atas meja,
Dae hoo meninggalkan surat dan foto keluarganya untuk Hye In. Khawatir dengan
Dae Hoo, Hye In segera menelpon Detektif Cha. Dia mengabarkan kepergian Dae Hoo
dari rumahnya. Detektif Cha menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Dae
Hoo dengan melacak CCTV yang ada di jalan daerah rumah Hye In. Detektif Cha
juga menyuruh salah satu anak buahnya untuk menjemput Hye In.
Polisi
menemukan tempat Dae Hoo berada. Dae Hoo mengikuti seseorang yang akan
mengantarnya bertemu Kolonel Moon. Dae Hoo berada di tempat parkiran mobil.
Disana, dia dan Kolonel Moon bertemu. Polisi KorSel berhasil menemukan
keberadaan mereka. Dae Hoo ingin melihat adiknya, sedangkan Kolonel Moon ingin
paketnya. Kolonel Moon menunjuk ke arah mobil dimana Hye In berada didalamnya
dengan tangan terborgol. Setelah melihat adiknya, Dae Hoo menunjukkan paket
yang Kolonel Moon mau. Ternyata, dibelakang dae hoo ada seseorang yang telah
siap untuk menembakya. Sebelum orang itu menembak, anggota kepolisian KorSel
menembak orang itu lebih dulu. Tembakan itu menyebabkan terjadinya adu tembak
antara polisi Korea Selatan dengan anak buah Kolonel Moon. Dae Hoo
menghawatirkan adiknya yang berada diantara mereka. Dia melihat kaca jendela
mobil Hye In pecah terkena tembakan. Dae Hoo panik. Dia berteriak memanggil
nama Hye In dan berusaha menyelamatkannya. Tapi, Kolonel Moon malah
menyerangnya. Pertarungan diantara keduanya pun terjadi. Anak buah Kolonel Moon
membawa mobil yang didalamnya ada Hye In pergi. Dae Hoo melepaskan Kolonel Moon
dan mengejar mobil itu. Kolonel Moon hendak mengejarnya namun dia memilih kabur
dari kejaran polisi Korsel.
Dae Hoo terus mengejar
mobil adiknya. Dia mengejar sambil terus memanggil adiknya. Hye In yang tak
bisa berbuat apa-apa hanya menangis memanggil-manggil kakaknya. Akhirnya mobil
yang membawa Hye In berhasil dihentikan oleh polisi KorSel yang sudah mengepung
tempat itu. Melihat dia dikepung polisi korsel, Dae Hoo memilih pergi melarikan
diri.
Hye
In (teman sekolah Dae Hoo) yang harusnya
dijemput oleh kepolisian KorSel justru malah diculik oleh anak buah Kolonel
Moon. Sedangkan Hye In (Dae Hoo Sist) sedang menjalani konseling di kepolisian.
Detektif Cha menyadari kesamaan nama Hye In pada teman dan adik Dae hoo.
Wajahnya menunjukkan rasa simpati kepada kedua kakak beradik itu.
Kolonel
Moon menelpon Dae Hoo. Dia mengancam bahwa mereka akan membunuh Hye In (teman
Dae Hoo) jika Dae Hoo tidak segera mengembalikan paketnya.
Di
kantor polisi Hye In sedang memakan roti. Dia tampak kelaparan. Detektif Cha
bertanya kenapa Hye In selalu mengenakan syal? Apakah tidak panas? Hye In
menjawab bahwa syal itu dia rajut sendiri untuk kakaknya. Jadi dia akan
menjaganya. Detektif Cha memuji syalnya. Ada panggilan yang masuk ke ponselnya.
Itu dari Dae Hoo. Dae Hoo menanyakan keberadaan adiknya. Dae Hoo ingin
berbicara dengan adiknya.
“Kau
pasti sangat takut. Maafkan kakak. Tidak lama lagi, kakak akan menjemputmu,”
kata Dae Ho
“Tidak
lama lagi? Sungguh? Kakak harus datang menjemputku.”
Dae
Hoo meminta Hye In untuk memberikan Hpnya pada Detektif Cha. Detektif Cha
menyarankan agar Myung Hoon menyerah dan menemui adiknya. Dengan sedikit
terisak, Dae Hoo mengatakan bahwa masih ada yang harus dia lakukan. Dia
berjanji akan datang besok setelah semuanya selesai. Lalu, dia menutup
telponnya.
Dae
Hoo melampiaskan kesedihannya. Di sepanjang jalan dia menangis. Mengelus-ngelus
dada. Tak kuat menahan perasaannya, dia duduk di pinggir jalan dan menangis menyesali
keadaannya.
Sebelum
memasuki gudang tempat Hye In (temannya) disekap, Dae Hoo sengaja menelpon
Detektif Cha dan meninggalkan Hpnya diluar gudang. Detektif Cha tidak mendapat
jawaban dari Dae Hoo. Dia menyuruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Dae
Hoo melalui telepon itu.
Dae
Hoo sudah dikelilingi oleh anak buah Kolonel Moon.
“aku
tahu ini akan terjadi. Perasaan tidak penting akan menghancurkanmu,” kata
Kolonel Moon saat berhadapan dengan Dae Hoo.
Dae
Hoo menatap seluruh ruangan. Dia menanyakan keberadaan Hye In. Kolonel Moon
menunjukkan dengan meliriknya. Dae Hoo mendatangi tempat Hye In. Hye In duduk
terikat di pojok ruangan. Saat melihat Dae hoo, Hye In menggelengkan kepalanya
sambil menangis mengharapkan Dae Hoo pergi.
“Batu
yang tak berharga ini, kau pikir aku akan menyimpannya?” Kata Dae Hoo sambil
menunjukkan berlian ditangannya pada Kolonel Moon.
“Kau
masih anak-anak, belum dewasa Juga,” ejek Kolonel Moon.
“Kau
tak bisa melakukan ini padaku. Aku menuruti semua perintahmu.”
“Aku
ingin menjadikanmu pahlawan negara kita.”
“Tapi
Kau, menjadikanku seorang pembunuh,” kata Dae Hoo berkaca-kaca. Dae Hoo
melemparkan seluruh berlian itu dari tangannya. Berlian itu berhamburan. Semua
orang terpaku pada berlian itu. Dae Hoo menembak anak buah Kolonel Moon yang
berdiri di dekatnya.
Dae
Hoo akan menembak kolonel Moon. Kolonel Moon menjadikan salah satu anak buah
yang berddiri didekatnya sebagai tameng. Dae Hoo berusaha menembak anak buah
Kolonel Moon yang lain. Satu tembakan mengenai pundak Dae Hoo. Dae Hoo terus
menembak sambil memasuki tempat Hye In disekap. Hye In ketakutan. Dae Hoo membuka
lakban yang menutupi mulut Hye In. Dia menanyakan keadaan Hye In dan menyuruh
Hye In untuk mengikuti perkataannya. Sebuah kontener ditabrakkan ke ruangan
itu. Tapi tidak berhasil melukai Dae Hoo atau Hye In. Dae Hoo berhasil menembak
beberapa anak buah Kolonel Moon. Ternyata paha Dae hoo terluka. Hye In menahan
luka itu agar tidak banyak mengeluarkan darah. Meski kesakitan, Dae Hoo tetap
saja memikirkan keadaan Hye In. Dae Hoo melemparkan tasnya. Dia memeluk Hye In
untuk melindunginya. Tasnya meledak disertai dengan ledakkan tambahan dar
gas-gas yang berada di sekitar sana. Dae Hoo dan Hye In berhasil selamat dari
ledakkan itu. Hye in memapah Dae Hoo untuk keluar dari gedung.
Saat mereka berjalan, tiba-tiba seorang anak
buah Kolonel Moon yang masih hidup menangkap kaki Dae Hoo. Dia berusaha
mencekik Dae Hoo. Dae Hoo yang sudah kehabisan tenaga tidak bisa banyak melawan
dan meminta Hye In pergi. Sirine mobil polisi terdengar. Hye In segera keluar
dari gudang. Dia bertemu Detetif Cha. Detektif Cha masuk ke dalam gudang.
Samar-samar,
Dae Hoo melihat Kolonel Moon mendekat sambil menodongkan pistol. Dengan tenaga
yang tersisa Dae Hoo membalikkan tubuhnya berada dibawah orang yang mencekiknya
sehingga anak buah Kolonel Moon itu yang tertembak. Dae Hoo mengambil pistolnya
dan berdiri. Kolonel Moon menembak Dae Hoo lagi dan mengenai perutnya. Detektif
Cha datang dan menodongkan senjatanya ke arah Kolonel Moon. Kolonel Moon
mengatakan pada Dae Hoo, jika dia ingin selamat maka tembak Detektif Cha. Dae
Hoo menodongkan senjatanya ke arah Detektif Cha. Detektif Cha kebingungan
antara mengarahkan pistolnya ke arah Dae hoo atau ke arah Kolonel Moon.
Detektif Cha akhirnya memutuskan untuk mengarahkan senjatanya pada Kolonel
Moon.
“Apa
yang Harus ku lakukan. Aku tak bisa
kembali. Inilah pasti akhirnya.” Dae Hoo mengarahkan senjatanya pada
Kolonel Moon dan langsung menembaknya. Dae Hoo juga mendapat tembakan dari
Kolonel Moon.Detektif Cha ikut menembak Kolonel Moon. Dae hoo dan kolonel Moon
tersungkur. Detektif Cha membawa Dae Hoo keluar. Dae Hoo masih sadar. Dia
melihat Hye In (teman) menunggunya. Keduanya memaksakan diri untuk tersenyum.
Bersamaan dengan jatuhnya gelas Hye In (Dae Hoo Sist) di kantor polisi, Dae Hoo
limbung dan mulai kehilangan kesadaran.
Dae
Hoo dan Hye In berada di dalam mobil. Di sisa-sisa kesadarannya, dia masih bisa
melihat terbitnya matahari.
“Aku
harus pergi. Dia menungguku. Maafkan aku.” Dae Hoo menghembuskan nafas
terakhir. Hye In hanya bisa menangisi kepergian Dae Hoo. Sadar Dae Hoo
meninggal, Detektif Cha menghentikan mobilnya. Hye In yang berada di kantor
polisi merasakan adanya kejadian buruk yang menimpa sang kakak. Dia tidak bisa
menahan air matanya.
Di
musim dingin, Hye In (teman Dae Hoo) berjalan di atas salju. Dia menuju ke
tempat Hye In (Dae Hoo sist) berada. Di kantor polisi, Hye In (Dae Hoo sist)
berjalan didampingi Detektif Cha.
“Kau
pasti Hye In,” kata Hye In (teman).
“Apa
kau Hye In juga?” tanya Dae Hoo Sist
“Ya.”
“Hye
In, mau jalan keluar?” ajak Hye In (teman) pada Dae Hoo Sist sambil menggandeng
tangannya. Keduanya berjalan bersama. Jepit Rambut yang dibeli Dae Hoo telah
terpasang cantik di kepala adik kesayangannya.
“Apa
Hubunganmu dengan kakak ku?”
“Hubungan
kami? Kami Cuma teman sekelas”
“Kau
teman sekelas kakakku?”
Dae
Ho : Kau pernah mengatakan kepadaku kau ingin berada ditempat dimana tidak
ada orang yang mengenalimu. Betapa menyenangkannya, jika aku juga bisa ikut.
Aku hidup di sini sebagai Kang Dae Hoo. Tapi, ketika bersamamu aku menemukan
jati diriku kembali. Terimakasih, Hye In. Namaku Lee Myung Hoon.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar