Senin, 27 Oktober 2014

Maen di Curug Cinulang

28 Oktober 2014

     Sebelumnya Nun udah posting tentang perjalanan Nun Dari Puncak Jayagiri Hingga Tangkuban Perahu. Sekarang Nun mau nyeritain pengalaman Nun Maen di Curug Cinulang.
     Pernah denger nama Curug Cinulang? Buat orang Sunda, nama Curug Cinulang bukan nama asing. Bahkan ada sebuah lagu yang menceritakan keindahan Curug ini. Oh ya, Curug itu kalau bahasa Indonesia nya air terjun ya guys.
     Seperti perjalanan Nun ke Tangkuban Perahu, perjalanan Nun ke Curug Cinulang lagi-lagi tanpa disengaja. Sabtu, 25 Okt 2014 Pkl. 7.35, Nun berangkat dari Stasiun Ciroyom menggunakan kereta KRD. Nun ditemani Mba Retno berniat untuk jalan-jalan ke Cicalengka dan gak tau mau ngapain disana. Intinya, Nun dan Mba Retno hanya ingin naik kereta, jalan-jalan sebentar di daerah Cicalengka, lalu pulang. Tiket kereta KRD dari St. Ciroyom ke St Cicalengka adalah Rp. 1.500. Harga tiket ini sangat terjangkau buat Nun yang pengen jalan-jalan irit, he...he...  
      Umumnya, perjalanan dari st. Ciroyom ke st.Cicalengka menggunakan kereta KRD Ekonomi dapat ditempuh selama 1 jam setengah. Artinya, Nun bisa sampai di St. Cicalengka sekitar jam 9. Tapi, emang mungkin dasar lagi apes, ada sedikit masalah ketika kereta KRD Nun akan melewati St. Rancaekek. Ada gangguan yang menyebabkan perjalanan kereta harus terhenti lebih dari 30 menit. Jadi, Nun dan Mba Retno sampai di St. Cicalengka sekitar Jam 10. Tapi gak apa-apa, meski tertahan cukup lama di Kereta, Nun berkesempatan lebih lama untuk melihat keadaan kereta KRD ekonomi. Di kereta, Nun melihat berbagai hal, ada pedagang yang sembunyi-sembunyi dan kejar-kejaran dengan petugas, ada orang-orang yang hilir mudik di kereta udah kayak di rumah sendiri, ada juga orang-orang yang naik kereta bersama keluarga (kayaknya mereka mau pada liburan). Semua yang Nun lihat di kereta KRD memberikan pengalaman baru bagi Nun.
       Sesaat sebelum sampai di St. Cicalengka, Nun dan Mba Retno mendiskusikan tempat yang akan kita tuju di Cicalengka. Setelah nanya2 ke mbah dan orang cicalengka, akhirnya Nun dan Mba memutuskan untuk pergi ke Curug Cinulang. 
       Turun dari kereta, kami bertanya pada orang-orang mengenai kendaraan menuju Curug Cinulang. Tak jauh dari St. Cicalengka, ada mobil kol bak (bak terbuka) yang bisa kita gunakan untuk pergi kesana. Kalau kalian pergi dengan rombongan, kalian mungkin bisa menyewa angkot atau kol bak untuk satu robongan. Karena Nun cuma berdua, jadi Nun harus nunggu dulu mobil Kol Bak yang Nun tumpangi penuh. Tapi, ada juga orang-orang yang berjalan kaki menuju Curug. Untuk berjalan kaki katanya lama perjalanan sekitar 2-3 jam dari St. Cicalengka. 
    Setelah mobil penuh, mobil berjalan. Nun duduk di tengah-tengah, berhimpit2an dengan yang lainnya sehingga Nun gak bisa ngelihat keindahan pemandangan alam dan pegunungan yang (katanya) disuguhkan sepanjang perjalanan menuju curug. Nun bayar Rp. 6.000 untuk ongkos Stasiun-Curug. 
     Untuk masuk ke Curug, harga tiketnya adalah Rp. 5.000. Kita sudah bisa melihat Curug dari gerbang tempat kita masuk. Pada saat Nun ke sana, keadaan Curug benar-benar sedang ramai pengunjung. Mungkin itu karena orang-orang sedang mengisi hari libur mereka. Kebetulan Nun pergi ke Curug tepat saat hari libur tahun baru Hijriah. Untuk menikmati keindahan curug, kita bisa turun sekitar 500 meter ke bawah. Di bawah, kita bisa merasakan cipratan air curug yang meluncur dengan deras. Jadi, buat temen2 yang mau main harus bawa baju ganti. Kalau ga bawa baju ganti, kalian gak bisa dekat-dekat dengan curug karena cipratan air curug bisa membasahi kita bahkan hingga jarak 10 meter. Ada dua curug di sana. Kedua curug itu berdampingan, yang satu agak lebar, yang satunya lagi lebih kecil. Cukup menyejukkan mata ketika melihatnya. Apalagi kita juga bisa menikmati nuansa alam hijau dari pepohonan2 yang tumbuh disekitar aliran sengai di bawah curug. Untuk makanan, disekitar curug ada beberapa pedagang yang menjual makanan mulai dari baso, jagung bakar, mie, gorengan, dll. Jadi, Curug Cinulang bisa dibilang tempat yang tepat buat jalan2 bersama keluarga. Terus satu hal lagi, kalau kalian mau ke Curug, gak perlu pake baju teralu hebring, sepatu hak tinggi dan perhiasan berlebihan. he...he... kan kita mau maen di sungai.
     Setelah puas menikmati keindahan curug, Nun main dulu ke tempat paman yang rumahanya di Cicalengka. Skip. Nun berangkat dari Curug ke Stasiun dianter paman karena mobil bak atau pun angkot agak susah didapatkan kalau sudah siang menuju sore, apalagi kalau gak sama rombongan. tapi, karena pulang menggunakan motor, Nun bisa lihat keindahan alam yang sebelumnya gak sempat Nun lihat. Nun pulang menuju rumah dengan menggunakan kereta patas Non Ac, karena Nun sampai di St. Cicalengka sekitar jam setengah 3 (Jadwal kereta terdekat). Berbeda dengan harga tiket KRD, tiket kereta pats Non AC St. Cicalengka- St. Bandung Rp. 6000.

Piku-Piku :)
    




1 komentar:

  1. bolehlah kapan² aku dari bekasi mau ksana, kayanya bisa buat tempat pelarian kalau lagi galau. kebetulan dari bekasi ada bus primajasa ke garut via terowongan cicalengka, nanti dari terowongan lanjut jalan kaki nanjak gunung deh, lihat di peta gugel estimasi 6km atau 2 jam jalan kaki ya? thanks infonya ya.

    :) salam lestari
    http://wisatajabodetabek.wordpress.com

    BalasHapus