Rabu, 21 Mei 2014

Teori Konflik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan

Teori Konflik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Memahami Marx mengenai stratifikasi sosial tidak lain harus melihat teori kelas yaitu “Sejarah peradaban umat manusia dari dahulu sampai sekarang adalah sejarah pertikaian dan konflik antar kelas.” Marx selalu melihat bahwa hubungan manusia terjadi dari adanya hubungan posisi masing-masing terhadap sarana produksi. Marx berkeyakinan bahwa posisi dalam struktur sangat mendorong dalam upaya memperbaiki nasib mereka dengan ditunjukkan adanya kelas borjuis dan kelas buruh.

Dari penjelasan tersebut menurut sosiologi pendidikan beraliran Marxian menawarkan bahwa masalah pertentangan kelas menjadi objek kajian (pendidikan). Dari mereka ada poin-poin yang diajukan, pertama bahwa pendidikan difokuskan pada perubahan yang dibangun dan tumbuh tanpa adanya tekanan dari kelas dominan atau penguasa, yaitu dengan perubahan akan penyadaran atas kelas dominan. Kedua pendidikan diarahkan sebagai arena perjuangan kelas, mengajarkan pembebasan, kesadaran kelas, dan perlawanan terhadap kaum borjuis.
Di dalam buku “Sosiologi Pendidikan” juga disebutkan bahwa kelas bawah tidak akan sama memperoleh pendidikan di banding dengan kelas menegah dan atas, sebagai misal pembelajaran yang pernah dimiliki oleh kelas tengah tidak akan pernah dimengerti oleh kelas bawah, karena adaya perbedaan pengalaman yang didapatkan. Kedua, dalam realitasnya kelas bawah tidak akan semudah memperoleh pendidikan dibading kelas menengah. Ketiga, realitas Negara bahwa segala pengetahuan ditentukan oleh penguasa, karenanya kelas proletar yang notabene sebagai objek dari kebijakan mendapatkan keilmuan tidak sesuai dengan fakta yang ada, sekaligus bukan termasuk bagain dari keinginan siswa dan keahliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Maftuh, Bunyamin. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik. Bandung : CV. Yasindo Multi Aspek
http://iya87.wordpress.com/2012/10/02/bab-4-teori-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar