AKIBAT DAN RESOLUSI KONFLIK
Akibat Konflik
Dalam
wikipedia (: http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik) disebutkan bahwa hasil dari
sebuah konflik adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
b.
Keretakan
hubungan antar kelompok yang bertikai.
c.
Perubahan
kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga
dll.
d.
Kerusakan
harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
e.
Dominasi
bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para
pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat
memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi;
pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan
pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
a.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
mencari jalan keluar yang terbaik.
b.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk
"memenangkan" konflik.
c.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang
memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
d.
Tiada
pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
menghindari konflik.
Resolusi Konflik
Resolusi
konflik mempunyai beberapa strategi umum, meliputi negosiasi, mediasi, dan
arbitrasi atau ajudikasi. Strategi-strategi ini adalah strategi yang bersifat
tanpa kekerasan. (non violent strategis). Dugan secara singkat
menggambarkan kontinum strategi resolusi konflik dari negosiasi ke arbitrasi
(ajudikasi) sebagai berikut:
Strategi
pertama resolusi konflik adalah negosiasi, melalui strategi tersebut
pihak-pihak yang berkonflik mencoba memecahkan konflik mereka oleh mereka
sendiri. Strateg ini dapat bersifat formal maupun informal. Negosiasi tidak
akan berhasil kecuali kalau dua atau lebih pihak yang berkonflik mempunyai
pemahaman yang baik terhadap masalah mereka, dan juga mempunyai kemampuan,
keterampilan dan sikap yang baik untuk menyelesaikan konflik oleh mereka
sendiri. Jadi, negosiasi menuntut pemahaman, sikap, dan keterampilan yang baik
dalam menyelesaikan konflik (Maftuh, 2008: 48-49).
Apabila
negosiasi tidak dapat berjalan dengan lancar, maka strategi kedua menurut dugan
adalah strategi mediasi dimana kedua atau lebih pihak yang bertikai mengundang
pihak ketiga yang dipercayai oleh pihak bertikai tersebut untuk menjadi
mediator dalam upaya penyelesaian konflik mereka.
Mediasi
adalah strategi resolusi konflik melalui suatu pihak ketiga yang netral yang
membantu pihak-pihak yang berkonflik untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah mereka. Dalam mediasi, pihak ketiga tidak mempunyai kepentingan dalam
keputusan resolusi konflik. Tugas utama mediator adalah untuk memfasilitasi
dialog antara pihak-pihak yang berkonflik (Maftuh, 2008: 49).
Strategi
selanjutnya adalah arbitrasi. Maftuh menyebutkan (2008:50) bahwa arbitrasi
adalah suatu strategi resolusi konflik yang juga melibatkan suatu pihak ketiga
yang netral. Namun demikian, tidak seperti mediasi, dalam arbitras pihak ketiga
mempunyai otoritas untuk menentukan hasil atau solusi konflik yang harus
dipatuhi atau diatasi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013).
Konflik. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
Maftuh, Bunyamin. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik. Bandung:
Yasindo Multi Aspek.
Pace, R.W., dan Don F. Faules. (1994). Organizational
Communication. Englewood Cliffs: Prentice Hall.
Setiadi, Elly.
M dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi.Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar