Rabu, 21 Mei 2014

KONSEP PENYIMPANGAN SOSIAL

KONSEP PENYIMPANGAN SOSIAL

Pengertian Penyimpangan Sosial
           Salah seorang kriminolog Indonesia, Romli Atmasasmita (Anwar, 2010: 319) mengutip pendapat Durkheim yang mengemukakan bahwa terjadinya penyimpangan tingkah laku yaitu adanya tradisi yang telah menghilang dan telah terjadi deregulasi di dalam masyarakat. Selanjutnya, masih menurut Romli Atmasasmita yang mengutip pendapat Merton, mengemukakan bahwa penyimpangan tingkah laku atau deviant merupakan gejala dari suatu struktur masyarakat dimana aspirasi budaya yang telah terbentuk terpisah dari sarana yang tersedia dari masyarakat.

           Gillin (Wiki: http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang) menyebutkan perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok. Namun, Lewis Coser mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial
Pengertian di atas masih sulit difahami. Oleh karena itu, Elly Setiadi dan Usman Kolip (Setiadi, 2011: 187) memberikan pengertian yang lebih sederhana bahwa perilaku menyimpang adalah semua perilaku manusia yang dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. Hal ini didukung oleh James Vander Zander, (Setiadi, 2011: 188) yang membuat batasan perilaku menyimpang meliputi semua tindakan yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
         Adapun Robert M. Z. Lawang (Setiadi, 2011: 188), membatasi perilaku menyimpang meliputi semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku  dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dari sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut. Bruce J. Cohen membatasi perilaku menyimpang sebagai setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.  Paul B. Horton, penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Teori-Teori Penyimpangan Sosial


 Teori differential association (Edwin H. Sutherland).
Edward memandang bahwa perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda (diffrential assosiation), artinya seorang individu mempelajari suatu perilaku meyimpang dan interaksinya dengan seorang individu yang berbeda latar belakang asal, kelompok, atau budaya.
 Teori Labeling
Perspektif  labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antara penyimpang dengan agen kontrol sosial. Teori ini memperkirakan bahwa pelaksanaan kontrol sosial menyebabkan penyimpangan, sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut mendorong orang masuk ke dalam peran penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dalam mempertahankan diri dari pemberian label.
 Teori Anomie
Teori anomi menempatkan ketidakseimbangan nilai dan norma dalam masyarakat sebagai penyebab penyimpangan, di mana tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan budaya itu. Individu dan kelompok dalam masyarakat seperti itu harus menyesuaikan diri dan beberapa bentuk penyesuaian diri itu bisa jadi sebuah penyimpangan.
Teori Kontrol
Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan delinkuensi dan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya integrasi sosial.
 Teori Konflik
Teori konflik adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling banyak diaplikasikan kepada kejahatan, walaupun banyak juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. Ia adalah teori penjelasan norma, peraturan dan hukum daripada penjelasan perilaku yang dianggap melanggar peraturan.

Penyebab Penyimpangan Sosial


Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation (http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang#Faktor_Penyebab) sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1)        Faktor subjektif, adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2)        Faktor objektif, adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu:
1)        Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. 
2)        Proses belajar yang menyimpang. 
3)        Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. 
4)        Ikatan sosial yang berlainan. 
5)        Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. 
Elly Setiadi dan Usman Kolip (Setiadi, 2011: 215) mengemukakan 11 sebab musabab terjadinya perilaku menyimpang, yaitu:
1)   Sikap mental yang tidak sehat
2)   Ketidakharmonisan dalam keluarga
3)   Pelampiasan rasa kecewa
4)   Dorongan kebutuhan ekonomi
5)   Pengaruh lingkungan dan media masa
6)   Keinginan untuk dipuji
7)   Proses belajar yang menyimpang
8)   Ketidaksanggupan menyerap norma
9)   Proses sosialisasi nilai-nilai subkultur menyimpang
10)     Kegagalan dalam proses sosialisasi

11)     Adanya ikatan sosial yang berlainan

Bentuk Penyimpangan Sosial

Menurut Edwin M. Lemert (1951), perilaku menyimpang dapat dibedakan atas dua bentuk, yaitu:
a.    Perilaku Menyimpang Primer (primary deviation)
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih diterima masyarakat. Ciri-ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang, dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
b.    Perilaku Menyimpang Sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus, penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat sebab sudah mengarah pada tindak kejahatan atau kriminalitas.

Bentuk penyimpangan sosial menurut Fera Wati (Wati: 2013) adalah sebagai berikut:
1)   Tindakan Kriminal atau Kejahatan.
Kriminalitas menurut bahasa (http://www.referensimakalah.com/2012/10/ pengertian-kriminalitas-menurut-bahasa.html.) adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran yang dapat dihukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang. Sedangkan pengertian kriminalitas menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara). Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama.
2)   Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan.
3)    Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele.
4)    Hubungan Seksual di Luar Nikah
Hubungan seks diluar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena menyimpang norma sosial maupun agama.
5)   Penyimpangan Seksual
      Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar Yesmil dan Adang. (2010). Kriminologi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Setiadi, Elly. M dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi.Jakarta:  Kencana.

Situs Web
Anonim. (____). Tinjauan Pustaka. [Online]. Tersedia: http://repository. usu.ac.id/bitstream/123456789/24957/4/Chapter%20II.pdf
Anonim. (2013). Pengertian Kriminalitas Menurut Bahasa. [Online]. Tersedia: http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-kriminalitas-menurut-bahasa.html
Anonim. (2013). Perilaku Menyimpang. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/ Perilaku_menyimpang.
Eviana. (2012). Perilaku Menyimpang. [Online]. Tersedia: http://eviana19.blogspot.com/2012/10/perilaku-menyimpang.html
Omika, H. Asra. (2012). Perilaku Menyimpang. [Online]. Tersedia: http://infosos.wordpress. com/kelas-x/perilaku-menyimpang/

Wati, Fera. (2013). Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang.[Online]. Tersedia: http://ferawati1. blogspot.com/2013/02/bentuk-bentuk-perilaku-penyimpangan.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar