Selasa, 04 Februari 2014

Media, Metode dan Microteaching (SBM II) Kuliah Pert 1

Mata Kuliah: Media, Metode dan Microteaching (SBM II)
Dosen         : Dr. Cik Suabuana, M.Pd., dan Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si.

TENTANG MENGAJAR
(Kuliah Pertemuan Pertama)


     Dalam rangka penguasaan kelas, guru harus mampu mengenal siswa dengan baik, begitupula sebaliknya. Disamping memerlukan talenta, keahlian mengajar juga bisa didapatkan dengan pelatihan. Ada 3 tahap keahlian yang harus dikuasai oleh guru di dalam kelas:
  1. Keahlian dalam siasat membuka pelajaran. Pada awal proses pembelajaran, guru harus mampu mempersiapkan mental siswa dalam belajar.
  2. Menyampaikan the main point. Setelah tahap persiapan belajar mengajar dirasa cukup, kewajiban guru selanjutnya adalah menuntun dan membinbing siswa dalam proses belajar. Tahap ini dapat dikatakan sebagai isi utama dalam pembelajaran. 
  3. Closure atau penutup. Pada tahap ini, guru harus mampu melakukan siasat dalam menutup pembelajaran. Maksudnya, guru harus mampu menuntun siswa dalam menyimpulkan dan mengambil hikmah dari pelajaran yang telah di dapatkan. Pada bagian ini, guru juga dapat melakukan tes untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran yang telah diberikan.
      Saat ini, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diberlakukan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Harapan dari kurikukum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang APIK: Afektif, Produktif, Inovatif dan Kreatif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. 
      Dulu, pada pembelajaran tradisional, siswa hanya dianggap sebagai penerima informasi (pengetahuan). Padahal, pada hakikatnya pendidikan tidaklah seperti mengisi gelas kosong. Berbeda dengan pembelajaran tradisional, pada kurikulum 2013, pengajaran fokus pada siswa. Siswa dibimbing oleh guru untuk aktif menggali informasi sendiri. Siswa diajarkan oleh guru bagaimana cara untuk belajar (learn how to learn). Pada kurikulum 2013, pendidikan lebih memberikan rangsangan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif. Belajar menurut kurikulum 2013 tidak hanya learning to know tetapi juga learning to be, learning to do dalam rangka learning to live together. Artinya, pembelajaran tidak hanya mengajarkan definisi, tetapi siswa juga harus memahami masyarakat di sekitarnya adgar dia bisa melakukan tindakan yang berguna bagi masyarakat sehingga siswa dapat hidup bersama dengan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.
      Elemen perubahan yang sangat mendasar dalam kurikulum 2013 adalah:
  1. Standar Kompetensi Lulusan
  2. Standar Proses
  3. Standar Isi
  4. Standar Penlaian
     Pendekatan yang dilakukan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah (scientific). Standar proses pembelajaran dalam pendekatan scientific dan kontekstual dalam proses pembelajaran ada pada proses pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran yang dilakukan tersebut antara lain:
  1. Pengamatan yang dilakukan oleh siswa
  2. Menanya dimana siswa harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Guru harus menghargai setiap pertanyaan yang siswa ajukkan agar tidak mematikan mental siswa. 
  3. Menalar
  4. Mencoba dan menyajikan
  5. Mengembangkan Jejaring
  6. Menyimpulkan
     Melalui microteaching, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui kelemahannya ketika mengajar. Untuk pembelajaran mata pelajaran Sosiologi dimana peserta didiknya adalah siswa SMA/MA, pendekatan ondragogi adalah pendekatan yang cocok untuk dilakukan. Maksudnya, posisikan siswa sebagai orang yang sudah memiliki potensi diri dan pengetahuan sebelumnya yang dapat dikembangkan. 
      Guru yang baik juga harus mengoptimalkan media pembelajaran yang ada. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar. Dalam mencoba dan memberi contoh, lebih baik guru menggunakan contekstual teaching learning (CTL) dimana pelajaran yang diajarkan sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh siswa. Karena apa yang dirasakan siswa dalam kehidupannya sehari-hari akan lebih mudah siswa pikirkan. Guru juga dalam mengajar harus mengembangkan nilai edukatif, nilai inspiratif dan nilai rekreatif. Siswa juga dibimbing agar siswa mampu bekerja sama dan memberi peran yang baik untuk masyarakat disekitarnya.
         Berbicara mengenai penilaian, penilaian merupakan komponen terakhir dalam rencana pembelajaran. Penilaian juga dapat dijadikan sebagai salah satu closure  dalam pembelajaran. Ada beberapa penilaian autentik dalam pembelajaran (autentik proses dan hasil belajar):
  1. Kinerja, contoh makalah
  2. Proyek, contoh, seminar, teater, studi lapangan, pamflet, dll.
  3. Portofolio
  4. Tulisan 
         Selanjutnya, didalam model pembelajaran terdapat metode dan media pembelajaran. Memang media bukanlah segalanya. Akantetapi, media juga berperan penting dalam proses pembelajaran meskipun kekuatan utamanya adalah keahlian guru dalam menguasai media tersebut. Model adalah seperangkat proses pembelajaran yang menggambarkan proses belajar yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Di dalam model terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. 






Komentar:
Menulis resume matakuliah ini agak sulit. Tulisan di buku belum tersusun secara sistematik, (masih acak kadut). Apalagi buat tulisannya dengan terburur-buru gara-gara harus beresin cucian yang numpuk. Semoga Readers gak kecewa dengan tulisan ini. Tapi seandainya ada yang salah dan kurang dari tulisan ini, Readers harus ngasih komentar agar aku bisa memperbaikinya.  Makasih buat Readers yang sudah mau menyempatkan diri membaca tulisan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar