Senin, 03 Februari 2014

Pendidikan Multikultural Secara Umum (Pert 1)

Oke Readers, ini tulisan pertama aku...
Yeeee.... Akhirnya buat blog lagi setelah dua blog sebelumnya gak bisa dibuka gara-gara aku lupa kata sandi :' ( *Maklum udah sepuh

Untuk catatan pertama, aku mau ngepost hasil kuliah tadi pagi ya Readers

Mata Kuliah: Pendidikan Multikultural
Dosen         : Prof. Dr. Bunyamin M, M.Pd., M.A

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SECARA UMUM
(Kuliah Pertemuan Pertama)

     Untuk Pertemuan pertama tadi, Prof Bunyamin menjelaskan latar belakang lahirnya Pendidikan Multikultural serta konsep-konseo umum dakam Pendidikan Multikultural. Karena pertemuan tadi merupakan pertemuan pertama dalam perkuliahan semester ini, maka pembahasannya pun belum terlalu mendalam. Jadi, buat Readers yang mau nyari info tentang pendidikan Multikultural yang lebih lengkap, silahkan Readers cari di blog tetangga atau tunggu postingan selanjutnya. Tapi, itu pun kalau aku ngepost lagi soalnya aku nulis di blog tergantung mood yang kadang-kadang jelek apalagi kalau lagi banyak tugas *Jiaaaaahhh Curcol.
     Masuk ke materi ya! Pendidikan multikultural tidak hanya mengkaji tentang budaya saja. Akantetapi, Pendidikan Multikultural juga mengkaji tentang aspek-aspek lain di luar budaya yang beraneka ragam. Maksud dari aspek lain selain budaya adalah ras, agama, juga tentang siswa berkebutuhan khusus.
    Mata kuliah Pendidikan Multikultural bukanlah mata kuliah yang mengkaji keanekaragaman budaya. Akantetapi, mata kuliah ini mengkaji tentang bagaimana cara mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan proses pembelajaran yang berbasis multikultural. Pengertian dari kata multikultural sendiri, secara luas mencangkup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas, budaya, bahasa, ras, dan orang yang berkebutuhan khusus.
    Rujukan dalam mata kuliah ini memang kebanyakan dari buku Amerika. Hal tersebut disebabkan karena Pendidikan Multikultural berkembang disana. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya, Pendidikan multikultural yang dijalankan di Indonesia disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia. 
     Di Amerika sendiri, Pendidikan Multikultural di latar belakangi oleh tuntutan sosial dari orang-orang yang merasa terpinggirkan. Dulu, masyarakat Amerika di dominasi oleh orang kulit putih yang berasal dari Inggris. Maka, berkembanglah budaya Eropa-Inggris yang diagungkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Kemudian, semua yang datang dari luar Amerika serta native Amerika harus mengikuti budaya dominan tersebut. Dari sini munculah istilah Amerikanisasi. Akhirnya, orang-orang yang datang dari berbagai budaya  harus takluk pada budaya yang dominan di Amerika.
      Lalu, munculah kesadaran dan perasaan adanya ketidak adilan yang dirasakan oleh orang kulit berwarna (orang selain kulit putih) sebagai akibat dari mainstream (budaya arus utama). Karena terjadi segregasi (pemisahan sosial) di masyarakat, maka semakin muncul protes-protes keras khususnya dari kalangan masyarakat yang terpinggirkan. Tidak hanya pada pendidikan, saat itu, fasilitas umum pun mengalami segregasi. Dari protes dan perjuangan ini, maka lahir gagasan Pendidikan Multikultural.
     Tujuan utama Pendidikan multikultural dari awal kemunculannya sampai saat ini adalah pendidikan yang bermutu bagi semua golongan. Berbeda dengan beberapa waktu yang lalu, saat ini, di Amerika Pendidikan Multikultural sangat di dukung. Tidak hanya pada aspek budaya, bahkan dalam memfasilitasi orang yang berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pelajaran yang bermutu dikelas telah diupayakan secara maksimal. 
     Ada dua sudut pandang dalam mempelajari Pendidikan Multikultural. Pertama adalah Ethic yang dalam mempelajari budaya mengambil sudut pandang dari luar sistem budaya itu dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya yang asing. Sedangkan Emic sebagai sudut pandang merupakan studi perilaku dalam sistem budaya tersebut. Ethic adalah aspek kehidupan yang muncul konsisten pada semua budaya sedangkan emic adalah kehidupan yang muncul dan benar pada budaya tertentu. Jadi, emic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya. Seringnya terjadi perselisihan budaya atau konflik budaya banyak disebabkan oleh adanya etnosentrisme.
    Pengertian Pendidikan Multikultural sendiri sebagaimana di kemukakan oleh Banks (1993:1) adalah gagasan mengenai reformasi pendidikan dan sebuah proses yang tujuan utamanya untuk mengubah struktur pendidikan. Sehingga semua laki-laki dan perempuan, siswa berkebutuhan khusus, siswa dari ras atau pun etnik berbeda, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan prestas akademik di sekolah.
    Ada tiga esensi Pendidikan Multikultural. Pertama, Pendidikan Multikultural merupakan ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya. Semua siswa memiliki karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras, atau karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing. Pendidikan Multikultural berkaitan dengan ide bahwa semua siswa tanpa memandang karakteristik budayanya itu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah.
    Esensi yang ke dua adalah Pendidikan Multikultural sebagai gerakan pembaharuan pendidikan. Dalam kenyataan sosial, seringkali pendidikan yang baik diperuntukan bagi anak-anak dari kelas tertentu yang tertutup bagi anak-anak dari kelas lain. Pendidikan multikultural merupakan gerakan pembaharuan pendidikan yang memperjuangkan persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik bagi semua golongan yang berbeda. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang munculnya Pendidikan Multikultural. Di Indonesia sendiri, saat ini buku teks sekolah pun harus berbasis multikultural.
    Esensi yang ke tiga yaitu Pendidikan Multikultural sebagai proses pendidikan. Pendidikan multikultural adakah proses menjadi. Pendidikan Multikultural harus dipandang sebagai suatu proses yang terus menerus (on going process), dan bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai. Tujuan utama dari Pendidikan Multikultural adalah untuk memperbaiki prestasi secara utuh bukan sekedar meningkatkan skor. Artinya, Pendidikan Multikultural harus terus berlanjut karena bukan merupakan produk yang berhenti dikembangkan setelah prosuk jadi.



 Komentar:
Alhamdulillah, akhirnya beres juga buat tulisan pertama. Maaf ya, jika tulisannya tidak sempurna atau ada yang salah. Kalo Readers merasa ada tulisan yang menyimpang, Readers boleh kok  ngasih saran dan masukan asal dengan bahasa yang sopan agar Readers lain dan juga aku gak tersinggung. Semoga tulisan aku selanjutnya lebih baik lagi. Oh iya, do'ain juga ya soalnya aku lagi sakit mata nih. Tiba2 mata aku sakit, padahal sumpah, aku gak ngintip siapa2 kok. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar