Minggu, 26 April 2015

MALEFICENT PART 4

MALEFICENT PART 4

Maleficent dan Diaval berdiri di depan kastil Stefan. Sedangkan Phillip masih belum sadar dan mengapung di belakang mereka. Diaval mengingatkan bahwa jika mereka masuk ke dalam, maka mereka tak akan keluar hidup-hidup. Stevan telah menarik pasukannya ke kastil dan menunggu kedatangan Maleficent. Maleficent mengatakan bahwa Diaval tak perlu masuk. Ini adalah pertempuran untuknya. Meski berkata seperti itu, Diaval tahu bahwa Maleficent sebenarnya sangat membutuhkannya. Dia mengikuti Maleficent masuk ke dalam kastil.

Raja Stefan duduk sambil memandangi putrinya yang tidur. Ketiga peri yang diberi tugas untuk mengawasi Aurora digiring ke ruangan Stefan dan Aurora berada. Stefan menyalahkan ketiga peri itu karena ketidak mampuan mereka menjaga Aurora. Salah satu peri mengatakan bahwa Aurora hanya tertidur. Perkataan peri itu membuat Stefan murka. Ketiga peri mengingatkan bahwa Aurora masih bisa bangun dengan ciuman cinta sejati. Stefan dengan marah dan putus asa mengatakan bahwa ciuman cinta sejati tak pernah ada. Dia mengibaskan tangannya kasar, membuat salah satu peri terpelanting.
Maleficent berusaha memasuki kastil yang dikelilingi oleh duri-duri yang terbuat dari logam. Maleficent cukup kesulitan dan beberapakali kulitnya terbakar karena bersentuhan dengan logam. Akhirnya, Maleficent mampu menembus dinding duri itu. Mengendap-ngendap, dia memasuki kastil sambil membawa Phillip yang masih terapung dan pingsan. Salah satu penjaga melihatnya. Terpaksa Maleficent melumpuhkan penjaga itu.

Ketiga peri masih berada di ruangan Aurora. Mereka tak tahu harus berbuat apa. Mana mungkin cinta sejati turun dari langit, keluh salah satu peri. Tiba-tiba terdengar sesuatu yang jatuh di luar ruangan. Ketiga peri itu membuka pintu dan menemukan Phillip yang kebingungan. Dia berkata bahwa dia benar-benar tak tahu ada dimana. Salah satu peri dengan gaya genit berkata bahwa dia sedang berada di kastil raja Stefan. Phillip berkata, Dia memang berniat datang di kastil itu.  Tapi, dia tak mengingat bagaimana dia bisa berada di sana. Peri bertanya kenapa dia kesana? Phillip menjelaskan bahwa ayahnya telah mengirim dia untuk bertemu raja. Dia mengatakan bahwa ayahnya adalah Raja John dari Ofsted.
Tiga peri merasa senang dengan kedatangan pangeran Phillip. Mereka langsung membawa Phillip ke dalam ruangan dimana Aurora tertidur. Maleficent dan Diaval hanya mengawasi mereka dari tempat mereka bersembunyi.
Phillip melihat Aurora yang sedang tidur. Dia bertanya mengapa Aurora tertidur. Peri menjelaskan bahwa Aurora telah terperangkap dalam mantra. Peri menanyakan bukankah Aurora cantik. Phillip mengakui bahwa Aurora sangat cantik. Dia merupakan gadis yang paling cantik yang pernah dilihatnya. Tiga peri menyarankan Phillip untuk mencium Aurora. Phillip merasa tak bisa menciumnya karena mereka baru sekali bertemu. Ketiga peri memaksa Phillip untuk menciumnya saja. Setelah beberapa kali berdebat, akhirnya Phillip mencium Aurora. Phillip dan peri berharap Aurora sadar. Namun, ciuman itu tak memberi pengaruh apa pun untuk Aurora. Aurora masih tertidur. Terjebak dalam mantra. Ketiga peri marah karena Phillip tak menjadi cinta sejati Aurora. Mereka menyeret Phillip keluar.
Maleficent mengintip kejadian itu dari balik tempat dia bersembunyi. Dia semakin yakin, tak ada yang namanya ciuman cinta sejati. Setelah Phillip dan para peri berada di luar, Maleficent keluar dari persembunyiannya. Dia mendekati ranjang tempat Aurora terbaring. Maleficent benar-benar menyesal. Dia mengutuki dirinya sendiri yang telah berbuat jahat pada Aurora.


“Aurora yang manis. Kau mencuri apa yang tersisa dari hatiku. Sekarang, aku kehilangan dirimu selamanya. Aku bersumpah, kau tak akan pernah disakiti selama aku hidup. Dan tak satu hari pun aku lewatkan tanpa merindukan senyumanmu,” ucapnya. Lalu, Maleficent mengecup kening Aurora.
Diaval melihat itu dengan sedih. Tiba-tiba, Aurora membuka matanya. Dia memanggil Maleficent sebagai peri penjaganya. Maleficent terkejut campur senang melihat Aurora yang telah sadar. Aurora tersenyum. Maleficent benar-benar merasa bahagia. Aurora yang telah mencuri secuil rasa cintanya yang tersisa, kini telah bangun dan tersenyum kembali.
“Inilah cinta sejati,” ucap Diaval terharu.

Salah satu pengawal melapor pada Stefan bahwa Maleficent berada di dalam kastil.
Aurora dan Maleficent mengendap-ngendap hendak pergi. Mereka menatap ruangan yang akan mereka lewati. Aurora mengatakan bahwa dia ingin kembali ke Moors. Dengan tersenyum Maleficent mengajaknya. Maleficent berjalan lebih dulu melewati ruangan kosong itu. Aurora mengikuti dari belakang.

Ketika Maleficent tepat di tengah ruangan, sebuah jaring yang terbuat dari logam diturunkan. Maleficent meringkuk kesakitan. Kulitnya terbakar. Aurora terkejut. Dia berlari menghampiri Maleficent. Dia berniat menolongnya. Tapi, beberapa tentara datang dan memukuli Maleficent dengan tongkat besi. Maleficent melihat Diaval yang terbang dengan khawatir. Dia menyihir Diaval menjadi seekor naga. Diaval yang telah berubah menjadi naga menyemburkan api dari mulutnya pada tentara yang mengelilingi Maleficent. Menggunakan mulutnya, dia mengangkat jaring yang menutupi tubuh Maleficent dan melepaskannya dari siksaan logam yang membakar kulit. Diaval menyerang setiap penjaga. Aurora yang berada di sana hampir terkena semburan api dari mulut Diaval. Maleficent melihatnya. Dia menyuruh Aurora untuk lari dan bersembunyi.
Diaval kewalahan menghadapi pasukan yang semakin banyak. Badan Diaval diikat, membuatnya tak bisa bergerak. Maleficent dikepung oleh tentara. Disekeliling Maleficent, tentara mengurungnya dengan menggunakan prisai logam. Maleficent tak bisa berbuat apa-apa.
Aurora lari ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu, dia melihat sayap besar yang terkurung dalam peti kaca.
Diaval sudah tak berdaya. Maleficent yang terkurung tak bisa berbuat apa-apa. Stefan datang. Dia memukuli Maleficent dengan rantai besi. Stefan yang ada di depannya bukan lagi Stefan yang dicintainya dulu. Dia telah berubah menjadi angkuh, penuh dengki, dendam, dan kebencian. Stefan menikmati siksaan yang dia berikan untuk Maleficent. Maleficent terdesak. Stefan berlari, siap menghunuskan pedangnya pada Maleficent.


Sebuah cahaya bersinar dengan terang. Sayap Maleficent telah dilepaskan dari kurungan. Aurora memecahkan peti kaca yang mengurungnya. Sayap itu kini kembali terpasang di punggung Maleficent. Maleficent mengepakkan sayapnya. Tersenyum dan mengangguk pada Aurora yang menatapnya takjub. Pasukan raja kehilangan fokus. Diaval kembali bergerak dan menyerang mereka. Pertarungan pun kembali terjadi. Beberapa orang mundur ketakutan. Tapi, Stefan masih berusaha membunuh Maleficent. Dia mengikatkan rantai besinya pada tubuh Maleficent. Maleficent terbang tinggi. Menuju menara kastil. Di menara kastil, pertarungan antara Maleficent dan Stefan kembali terjadi. Kemarahan menguasai Maleficent. Dia hendak membunuh Stefan. Tapi, Dia tak sanggup melakukannya. Dia berjalan pergi, membiarkan Stefan hidup. Tapi, seakan tak puas jika Maleficent tak mati, Stefan berlari. Mencengkeram badan Maleficent. Dia masih ingin membunuh Maleficent. Mereka berdua terjun dari atas kastil. Maleficent dapat terbebas dari cengkraman Stefan dan mengepakkan sayapnya. Sedangkan Stefan jatuh dari kastil. Dia mati. Jatuh oleh keserakahan dan dengkinya.
Narasi: Maleficent Meruntuhkan tembok durinya dan melepas tahtanya. Dia mengundang Aurora untuk melihat Moors yang sebenarnya. Moors saat dulu, ketika Maleficent masih kecil. Hati Maleficent kini riang gembira. Kegembiraan itu, membuat Moors menjadi indah kembali.

Aurora datang ke tanah Moors. Setiap makhluk Moors menyambutnya dengan riang. Tiga peri mempersembahkan mahkota untuk Aurora.
“Kerajaan telah disatukan. Kalian telah memiliki Ratu!” seru Maleficent.
Rakyat Moors nampak begitu bergembira. Phillip datang di penobatan itu. Dia tersenyum melihat pesona Aurora.

Narasi: Seperti yang kalian lihat. Dongeng ini tak seperti yang kalian dengar. Tapi, aku mengetahuinya. Karena aku adalah... puteri tidur. Pada akhirnya, kerajaanku bersatu. Tidak disatukan oleh pahlawan atau musuh, seperti yang dikatakan oleh legenda. Tapi, oleh dia yang dulunya seorang pahlawan juga musuh. Namanya adalah Maleficent.


Cuap-cuap:

Alhamdulillah, akhirnya beres juga. Film Maleficent berakhir dengan bahagia seperti dongeng-dengeng lainnya (hmmm,,, kecuali putri duyung). Semoga readers dapat mengambil hikmah dari kisah putri tidur versi baru ini. Dongeng yang sering kita dengar dari kecil ini dikisahkan dengan cerita yang jauh berbeda. Kejahatan kalah dan kebaikkan menang menjadi tema utama dalam kisah ini. Tapi muncul pertanyaan, apakah Aurora tidak merasa sedih setelah kematian ayahnya? Entahlah, mungkin Aurora berpikir bahwa itu yang terbaik bagi ayahnya daripada ayahnya didup menderita karena dikuasai sifat serakah. 

Untuk sinopsis selanjutnya kayaknya mau beresin dulu Maundy Thursday,,, Film korea lama tapi tetap saya suka. Jangan lupa kritik dan sarannya yan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar