MALEFICENT PART 4
Maleficent dan Diaval berdiri di
depan kastil Stefan. Sedangkan Phillip masih belum sadar dan mengapung di
belakang mereka. Diaval mengingatkan bahwa jika mereka masuk ke dalam, maka
mereka tak akan keluar hidup-hidup. Stevan telah menarik pasukannya ke kastil
dan menunggu kedatangan Maleficent. Maleficent mengatakan bahwa Diaval tak
perlu masuk. Ini adalah pertempuran untuknya. Meski berkata seperti itu, Diaval
tahu bahwa Maleficent sebenarnya sangat membutuhkannya. Dia mengikuti
Maleficent masuk ke dalam kastil.
Raja Stefan duduk sambil memandangi
putrinya yang tidur. Ketiga peri yang diberi tugas untuk mengawasi Aurora digiring
ke ruangan Stefan dan Aurora berada. Stefan menyalahkan ketiga peri itu karena
ketidak mampuan mereka menjaga Aurora. Salah satu peri mengatakan bahwa Aurora
hanya tertidur. Perkataan peri itu membuat Stefan murka. Ketiga peri
mengingatkan bahwa Aurora masih bisa bangun dengan ciuman cinta sejati. Stefan
dengan marah dan putus asa mengatakan bahwa ciuman cinta sejati tak pernah ada.
Dia mengibaskan tangannya kasar, membuat salah satu peri terpelanting.
Maleficent berusaha memasuki kastil
yang dikelilingi oleh duri-duri yang terbuat dari logam. Maleficent cukup
kesulitan dan beberapakali kulitnya terbakar karena bersentuhan dengan logam.
Akhirnya, Maleficent mampu menembus dinding duri itu. Mengendap-ngendap, dia
memasuki kastil sambil membawa Phillip yang masih terapung dan pingsan. Salah
satu penjaga melihatnya. Terpaksa Maleficent melumpuhkan penjaga itu.
Ketiga peri masih berada di ruangan
Aurora. Mereka tak tahu harus berbuat apa. Mana mungkin cinta sejati turun dari
langit, keluh salah satu peri. Tiba-tiba terdengar sesuatu yang jatuh di luar
ruangan. Ketiga peri itu membuka pintu dan menemukan Phillip yang kebingungan.
Dia berkata bahwa dia benar-benar tak tahu ada dimana. Salah satu peri dengan
gaya genit berkata bahwa dia sedang berada di kastil raja Stefan. Phillip
berkata, Dia memang berniat datang di kastil itu. Tapi, dia tak mengingat bagaimana dia bisa berada
di sana. Peri bertanya kenapa dia kesana? Phillip menjelaskan bahwa ayahnya
telah mengirim dia untuk bertemu raja. Dia mengatakan bahwa ayahnya adalah Raja
John dari Ofsted.
Tiga peri merasa senang dengan
kedatangan pangeran Phillip. Mereka langsung membawa Phillip ke dalam ruangan
dimana Aurora tertidur. Maleficent dan Diaval hanya mengawasi mereka dari
tempat mereka bersembunyi.
Phillip melihat Aurora yang sedang tidur.
Dia bertanya mengapa Aurora tertidur. Peri menjelaskan bahwa Aurora telah
terperangkap dalam mantra. Peri menanyakan bukankah Aurora cantik. Phillip
mengakui bahwa Aurora sangat cantik. Dia merupakan gadis yang paling cantik
yang pernah dilihatnya. Tiga peri menyarankan Phillip untuk mencium Aurora. Phillip
merasa tak bisa menciumnya karena mereka baru sekali bertemu. Ketiga peri
memaksa Phillip untuk menciumnya saja. Setelah beberapa kali berdebat, akhirnya
Phillip mencium Aurora. Phillip dan peri berharap Aurora sadar. Namun, ciuman
itu tak memberi pengaruh apa pun untuk Aurora. Aurora masih tertidur. Terjebak
dalam mantra. Ketiga peri marah karena Phillip tak menjadi cinta sejati Aurora.
Mereka menyeret Phillip keluar.
Maleficent mengintip kejadian itu dari
balik tempat dia bersembunyi. Dia semakin yakin, tak ada yang namanya ciuman
cinta sejati. Setelah Phillip dan para peri berada di luar, Maleficent keluar
dari persembunyiannya. Dia mendekati ranjang tempat Aurora terbaring.
Maleficent benar-benar menyesal. Dia mengutuki dirinya sendiri yang telah
berbuat jahat pada Aurora.
“Aurora yang manis. Kau mencuri apa
yang tersisa dari hatiku. Sekarang, aku kehilangan dirimu selamanya. Aku
bersumpah, kau tak akan pernah disakiti selama aku hidup. Dan tak satu hari pun
aku lewatkan tanpa merindukan senyumanmu,” ucapnya. Lalu, Maleficent mengecup
kening Aurora.
Diaval melihat itu dengan sedih.
Tiba-tiba, Aurora membuka matanya. Dia memanggil Maleficent sebagai peri
penjaganya. Maleficent terkejut campur senang melihat Aurora yang telah sadar.
Aurora tersenyum. Maleficent benar-benar merasa bahagia. Aurora yang telah
mencuri secuil rasa cintanya yang tersisa, kini telah bangun dan tersenyum
kembali.
“Inilah cinta sejati,” ucap Diaval
terharu.
Salah satu pengawal melapor pada
Stefan bahwa Maleficent berada di dalam kastil.
Aurora dan Maleficent
mengendap-ngendap hendak pergi. Mereka menatap ruangan yang akan mereka lewati.
Aurora mengatakan bahwa dia ingin kembali ke Moors. Dengan tersenyum Maleficent
mengajaknya. Maleficent berjalan lebih dulu melewati ruangan kosong itu. Aurora
mengikuti dari belakang.
Ketika Maleficent tepat di tengah
ruangan, sebuah jaring yang terbuat dari logam diturunkan. Maleficent meringkuk
kesakitan. Kulitnya terbakar. Aurora terkejut. Dia berlari menghampiri
Maleficent. Dia berniat menolongnya. Tapi, beberapa tentara datang dan memukuli
Maleficent dengan tongkat besi. Maleficent melihat Diaval yang terbang dengan
khawatir. Dia menyihir Diaval menjadi seekor naga. Diaval yang telah berubah
menjadi naga menyemburkan api dari mulutnya pada tentara yang mengelilingi
Maleficent. Menggunakan mulutnya, dia mengangkat jaring yang menutupi tubuh
Maleficent dan melepaskannya dari siksaan logam yang membakar kulit. Diaval
menyerang setiap penjaga. Aurora yang berada di sana hampir terkena semburan
api dari mulut Diaval. Maleficent melihatnya. Dia menyuruh Aurora untuk lari
dan bersembunyi.
Diaval kewalahan menghadapi pasukan
yang semakin banyak. Badan Diaval diikat, membuatnya tak bisa bergerak.
Maleficent dikepung oleh tentara. Disekeliling Maleficent, tentara mengurungnya
dengan menggunakan prisai logam. Maleficent tak bisa berbuat apa-apa.
Aurora lari ke sebuah ruangan. Di
dalam ruangan itu, dia melihat sayap besar yang terkurung dalam peti kaca.
Diaval sudah tak berdaya. Maleficent
yang terkurung tak bisa berbuat apa-apa. Stefan datang. Dia memukuli Maleficent
dengan rantai besi. Stefan yang ada di depannya bukan lagi Stefan yang
dicintainya dulu. Dia telah berubah menjadi angkuh, penuh dengki, dendam, dan
kebencian. Stefan menikmati siksaan yang dia berikan untuk Maleficent.
Maleficent terdesak. Stefan berlari, siap menghunuskan pedangnya pada
Maleficent.
Sebuah cahaya bersinar dengan terang.
Sayap Maleficent telah dilepaskan dari kurungan. Aurora memecahkan peti kaca
yang mengurungnya. Sayap itu kini kembali terpasang di punggung Maleficent. Maleficent
mengepakkan sayapnya. Tersenyum dan mengangguk pada Aurora yang menatapnya
takjub. Pasukan raja kehilangan fokus. Diaval kembali bergerak dan menyerang
mereka. Pertarungan pun kembali terjadi. Beberapa orang mundur ketakutan. Tapi,
Stefan masih berusaha membunuh Maleficent. Dia mengikatkan rantai besinya pada
tubuh Maleficent. Maleficent terbang tinggi. Menuju menara kastil. Di menara
kastil, pertarungan antara Maleficent dan Stefan kembali terjadi. Kemarahan
menguasai Maleficent. Dia hendak membunuh Stefan. Tapi, Dia tak sanggup
melakukannya. Dia berjalan pergi, membiarkan Stefan hidup. Tapi, seakan tak
puas jika Maleficent tak mati, Stefan berlari. Mencengkeram badan Maleficent.
Dia masih ingin membunuh Maleficent. Mereka berdua terjun dari atas kastil.
Maleficent dapat terbebas dari cengkraman Stefan dan mengepakkan sayapnya.
Sedangkan Stefan jatuh dari kastil. Dia mati. Jatuh oleh keserakahan dan
dengkinya.
Narasi: Maleficent Meruntuhkan tembok durinya dan melepas
tahtanya. Dia mengundang Aurora untuk melihat Moors yang sebenarnya. Moors saat
dulu, ketika Maleficent masih kecil. Hati Maleficent kini riang gembira.
Kegembiraan itu, membuat Moors menjadi indah kembali.
Aurora datang ke tanah Moors. Setiap
makhluk Moors menyambutnya dengan riang. Tiga peri mempersembahkan mahkota
untuk Aurora.
“Kerajaan telah disatukan. Kalian
telah memiliki Ratu!” seru Maleficent.
Rakyat Moors nampak begitu
bergembira. Phillip datang di penobatan itu. Dia tersenyum melihat pesona
Aurora.
Narasi: Seperti yang kalian lihat. Dongeng ini tak
seperti yang kalian dengar. Tapi, aku mengetahuinya. Karena aku adalah...
puteri tidur. Pada akhirnya, kerajaanku bersatu. Tidak disatukan oleh pahlawan
atau musuh, seperti yang dikatakan oleh legenda. Tapi, oleh dia yang dulunya
seorang pahlawan juga musuh. Namanya adalah Maleficent.
Cuap-cuap:
Alhamdulillah, akhirnya beres juga. Film Maleficent berakhir dengan bahagia seperti dongeng-dengeng lainnya (hmmm,,, kecuali putri duyung). Semoga readers dapat mengambil hikmah dari kisah putri tidur versi baru ini. Dongeng yang sering kita dengar dari kecil ini dikisahkan dengan cerita yang jauh berbeda. Kejahatan kalah dan kebaikkan menang menjadi tema utama dalam kisah ini. Tapi muncul pertanyaan, apakah Aurora tidak merasa sedih setelah kematian ayahnya? Entahlah, mungkin Aurora berpikir bahwa itu yang terbaik bagi ayahnya daripada ayahnya didup menderita karena dikuasai sifat serakah.
Untuk sinopsis selanjutnya kayaknya mau beresin dulu Maundy Thursday,,, Film korea lama tapi tetap saya suka. Jangan lupa kritik dan sarannya yan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar