MALEFICENT PART 3
Para peri memulai tugas mereka untuk
membesarkan Aurora di Pondok kecil di tengah hutan. Ketiga peri itu mengeluh
dengan rumah kecil yang akan mereka tempati. Mereka merasa kesulitan mengangkat
bayi yang berbadan lebih besar. Mereka memutuskan untuk melakukan penyamaran
dan mengubah diri mereka menjadi
manusia. Tapi, mereka bertiga nampak begitu ceroboh.
Diam-diam Maleficent melihat bayi
Aurora dari jendela. Maleficent mengatakan Aurora begitu buruk rupa. Dia menakut-nakuti
bayi Aurora dengan membuat wajahnya terlihat menyeramkan. Bayi Aurora menatap
Maleficent, tapi anehnya Aurora malah
tersenyum.
“Aku membencimu. Makhluk buruk,” kata
Maleficent lalu melangkah pergi.
Sepertinya ketiga peri tidak cocok
untuk bertugas menjadi pengasuh Aurora. Saat Aurora menangis mereka
kebingungan. Mereka berfikir Aurora kelaparan. Mereka memutuskan memberi makan
Aurora dengan meletakkan wortel mentah begitu saja di perut bayi mungil itu.
Aurora terus menangis. Ketiga peri
pengasuh justru malah tertidur dengan menyumpal kuping mereka dengan kapas.
Maleficent kesal mendengar suara tangisan Aurora. Dia tahu bahwa Aurora
kelaparan. Malam hari, dia menyuruh Diaval membawa sekuntum bunga. Pucuk bunga
itu mengeluarkan air. Aurora langsung diam dan meminum air dari bunga itu.
Ketiga peri memang benar-benar tidak cocok
menjadi pengasuh bayi. Mereka tak merawat Aurora dengan baik. Pagi harinya
mereka malah sibuk bermain-main. Maleficent kesal dan menjahili mereka dengan
membuat hujan di dalam rumah. Diaval menatap Maleficent heran. Maleficent begitu
asyik menikmati kejahilannya. Maleficent menyadari tatapan Diaval. Dia terkekeh
dan mengatakan bahwa dia hanya melakukan hal yang lucu.
Narasi: Saat hari terus berganti, Stefan semakin muram. Dia
jatuh ke dalam ketakutan dan dendam.
Para pasukan berusaha menghancurkan
pohon berduri pembatas Moors. Namun, semakin dihancurkan, pohon berduri itu
justru tumbuh semakin kuat.
Stefan memarahi pasukannya yang
bahkan tak mampu untuk menghancurkan pohon berduri. Pemimpin pasukan beralasan
bahwa pohon berduri itu tidak dapat dihancurkan. Stefan yang tengah kalut,
marah mendengar alasan anak buahnya. Dia melampiaskan amarahnya dengan
memukulnya. Dia benar-benar ingin menghancurkan Maleficent dan kutukannya. Dia
ingat bahwa Maleficent dapat terbakar dengan logam. Dia menyuruh pasukannya
untuk mengumpulkan seluruh pandai besi.
Aurora kini telah tumbuh menjadi anak
yang cantik. Dia sering bermain-main sendiri sedangkan ketiga bibinya yang aneh
itu asyik dengan tingkah konyol mereka.
Maleficent diam-diam sering menjahili ketiga peri itu. Ketika tiga peri sedang
bertengkar, Aurora kecil hampir terjatuh ke dasar jurang. Maleficent
melihatnya. Awalnya dia mengabaikan Aurora dan hendak membiarkan Aurora jatuh. Tapi
Maleficent masih memiliki kasih sayang. Menggunakan kekuatannya, dia
menyelamatkan Aurora.
Aurora kecil melihat Maleficent yang
sedang menyembuhkan pohon di dalam hutan. Dia memeluknya dan minta di gendong.
Meski ragu, Maleficent kemudian menggendong Aurora dan membiarkan Aurora
menyentuh tanduknya.
Narasi: Aurora tumbuh besar, penuh kebahagiaan dan cantik. Seringkali dia bermain-main dengan Diaval. Dia tinggal
jauh dari istana megahnya yang bahkan tak bisa dia ingat. Saat musim silih
berganti, bunga-bunga bermekaran, begitupula dengan Aurora.Dia tumbuh menjadi
seorang gadis jelita yang ceria. Dia selalu ingin tahu dengan dunia yang
ditemuinya.Dia juga selalu penasaran dengan apa yang ada di balik pohon berduri.
Bukan hanya Aurora yang ingin masuk kesana. Pasukan tentara
raja masih terus berusaha menembus tembok berduri yang menjadi pelindung Moors.
Beberapa tentara melihat Aurora yang
menatap penasaran ke arah pohon berduri. Mereka menyangka itu adalah
Maleficent. Namun, yang lain menyebutkan bahwa wanita itu hanya anak petani
biasa. Maleficent takut Aurora berada dalam bahaya. Dia membuat Aurora pingsan
dan membawanya ke dalam Moors. Lalu, dia mengubah Diaval menjadi serigala dan
menyuruhnya untuk menyerang para tentara. Setelah Maleficent mengamankan Aurora,
dia membantu Diaval menyerang para tentara. Diaval marah karena Maleficent
mengubahnya menjadi dogy. Dia menyebutkan itu bukan dogy, tapi serigala. Diaval
tak peduli, menurutnya itu adalah dogy kotor yang bau yang suka memburu burung.
Sambil ngeloyor pergi, Malevicent berjanji suatu hari dia akan menubah Diaval
menjadi cacing gemuk. Diaval masih saja cerewet. Karena kesal, Maleficent
mengubah Diaval kembali menjadi burung agar diam.
Maleficent membawa Aurora yang masih
pingsan ke dalam Moors. Dia lalu bersembunyi dalam gua dan membuat Aurora
sadar. Ketika bangun, Aurora tersenyum melihat keindahan alam disekelilingnya.
Dia begitu bahagia menikmati berbagai keindahan Moors. Bahkan, beberapa peri
bermain dengannya. Tiba-tiba para peri menyadari kehadiran Maleficent. Mereka
semua terbang ketakutan.
Aurora melihat ke arah gua dimana
Maleficent sedang bersembunyi. Kejadian ini mengingatkan pertemuan Maleficent
dengan Stefan dimana dulu Stefan bersembunyi.
Setelah Aurora melihat Maleficent,
dia berkata bahwa dia mengenal Maleficent. Maleficent bingung bagaimana Aurora
dapat mengenalnya. Menurut Aurora, Maleficent adalah peri pelindungnya. Dia
merasa bahwa Maleficent selalu berada di dekatnya dan menjadi pelindungnya.
Maleficent bertanya, kenapa Aurora berpikir sepeti itu. Aurora menjawab bahwa
bayangan Maleficent selalu mengikutinya sejak kecil. Kemanapun dia pergi, dia
selalu melihat Maleficent.
Diaval ikut menampakkan diri sebagai
gagak. Aurora senang dan tersenyum. Dia mengatakan bahwa dia ingat pada sang gagak.
Gagak adalah burung yang indah. Maleficent memperkenalkan gagak itu bernama
Diaval. Diaval merentangkan sayapnya memberi penghormatan. Maleficent mengubah
Diaval menjadi manusia. Aurora kaget. Lalu, Diaval mengatakan bahwa dia telah
mengenal Aurora sejak Aurora kecil. Aurora membiarkan Diaval megecup tangannya
sebagai tanda penghormatan.
Aurora merasa begitu bahagia berada
di Moors. Dia mengatakan bahwa Moors tempat yang indah seperti yang telah dia
bayangkan. Dia hendak berbicara pada Maleficent. Namun, sebelum Aurora
menyelesaikan kalimatnya, Maleficent telah membuatnya tertidur. Maleficent
membawa Aurora keluar dari Moors. Dia mengantarkan Aurora hingga ke tempat
tidur di pondoknya. Tak ada tatapan kebencian di matanya. Dia menatap Aurora
begitu lembut dan penuh kasih.
Di kerajaan, Stefan hidup menderita.
Dendam telah menyelimuti dirinya. Menutup kebahagiaan di hatinya. Dia mengurung
diri. Menatap sayap Maleficent yang dikurung dalam peti kaca. Dia bahkan tak
peduli dengan keadaan istrinya yang sedang sakit parah. Ambisi untuk
menghancurkan Maleficent telah menghanguskan akal sehatnya.
Aurora sering bertemu dengan
Maleficent. Maleficent seringkali menemani Aurora di Moors. Ada sedikit
keceriaan yang kembali di saat Aurora berada di Moors. Bahkan, Maleficent pun
tersenyum.
Malam hari, ketika Aurora tertidur,
Maleficent berusaha mencabut kutukannnya dari Aurora. Dia berusaha dengan
sangat keras. Namun, gagal. Kutukan Maleficent terlalu besar dan tidak dapat
dicabut lagi. Maleficent merasa sangat kecewa dan sedih.
Seperti biasa, Aurora bermain di
Moors. Maleficent menemaninya. Aurora menanyakan mengapa Maleficent tak punya
sayap seperti peri lainnya. Malaficent mengatakan bahwa dulu dia memiliki
sayap, tapi sayapnya telah dicuri. Maleficent tak ingin menjelaskan bagaimana
sayapnya dicuri. Aurora bertanya apakah sayapnya besar. Maleficent menjawab,
sangat besar hingga terjuntai ke tanah di saat dia berjalan. Maleficent
menjelaskan bahwa sayapnya sangat kuat. Sayap itu dapat membawanya ke atas awan
dan menentang angin kencang. Begitu kokoh. Tak pernah tergoyahkan. Sayap yang
sangat dia andalkan. Aurora mendengarkan penjelasan Maleficent dengan iba. Dia
memegang tangan Maleficent dan berusaha menguatkannya. Maleficent melepaskan
tangan Aurora dan beranjak pergi.
Stefan masih tersiksa dengan hidupnya.
Dia tak pernah dapat tidur dengan nyenyak. Dia juga menyiksa para pandai besi.
Mereka harus mengerjakan pekerjaannya tanpa istirahat. Dia bahkan memukuli
pekerjanya yang tertidur.
Maleficent dan Aurora Masih sering
bersama. Pandangan Maleficent pada Aurora begitu hangat. Seperti pandangan
seorang ibu pada anaknya. Ketika Aurora sedang bermain-main dengan salah satu
makhluk Moors, Maleficent meminta Aurora untuk mendekat padanya. Dia mengatakan
bahwa ada kejahatan yang tak bisa dia jauhkan darinya. Aurora berkata bahwa dia
sudah hampir 16 tahun dan dapat menjaga diri. Maleficent mengerti. Dengan mata
berkaca-kaca dia menatap Aurora. Aurora berkata bahwa dia punya rencana.
Setelah dia dewasa dia berencana untuk tinggal di Moors menemani Maleficent, peri
pelindungnya. Maleficent mengatakan bahwa Aurora tak perlu menunggu hingga
dewasa. Dia mengizinkan Aurora untuk tinggal di Moors saat ini juga. Aurora
sangat bahagia mendengarnya. Dia mengatakan bahwa dia akan tinggal disini
dengan bahagia sepanjang hidupnya. Dia akan mengatakan pada bibinya besok.
Lalu, Aurora pergi menuju tempat tinggalnya.
Di tengah hutan, Aurora sedang
berlatih untuk meminta izin pada para bibinya agar dia bisa hidup mandiri. Dia
berusaha merangkai kata agar tidak menyakiti para bibinya. Tiba-tiba ada
seorang pria muda yang mengejutkannya. Dengan langkah ringan, pria itu
menghampiri Aurora. Dia menceritakan bahwa dia menuju ke kastil raja Stefan.
Tapi, dia malah tersesat. Sambil mendekat pada Aurora, dia bertanya apakah
Aurora dapat membantunya. Karena Aurora masih terkejut, dia jatuh. Si pria
minta maaf karena telah mengagetkannya dan membantu Aurora berdiri. Mereka
berpegangan tangan cukup lama. Si pria nampak terpesona dengan kecantikan
Aurora. Aurora melepaskan tangannya dari si pria. Si pria minta maaf lagi.
Aurora menunjukkan arah ke kastil raja Stefan. Suasana menjadi canggung. Aurora
menanyakan nama pria itu. Pria itu memperkenalkan diriya bernama Phillip.
Aurora memperkenalkan namanya. Mereka tersenyum. Phillip terus minta maaf
karena telah mengejutkan Aurora. Aurora mengatakan bahwa Phillip telah
dimaafkan. Mereka terdiam cukup lama. Suasana kembali menjadi canggung. Phillip
pamit pada Aurora dan melangkah menuju kudanya. Aurora mengikutinya dan
bertanya apakah Phillip akan melewati jalan ini lagi? Phillip menjawab tentu,
dia akan melewatinya lagi. Ternyata, Aurora juga terpesona pada Philip.
Tanpa diketahui keduanya, dua pasang
mata sedang mengamati mereka. Maleficent dan Diaval yang mengintip perbincangan itu tersenyum.
Diaval mengatakan mungkin pemuda itu jawabannya. Maleficent hanya tersenyum
mengejek. Diaval meyakinkan bahwa pemuda itu yang akan memberikan cimuman cinta
sejati. Maleficent menegaskan bahwa dia mengutuk seperti itu karena tak ada
yang namanya ciuman cinta sejati. Diaval meyakinkan bahwa itu hanya menurut
Maleficent, mungkin takdir Aurora berbeda. Pemuda itu adalah jawabannya.
Maleficent hanya menatap Diaval tak yakin.
Setelah bertahun-tahun, tiga peri tak
pernah berubah. Mereka sedang bertengkar mengenai kapan waktu Aurora kembali ke
kerajaan. Apakah saat ulang tahun ke 16 atau setelah ulang tahunnya. Di saat
pertengkaran itu, Aurora datang dan mengatakan bahwa dia ingin meninggalkan
rumah dan hidup dengan caranya sendiri. Tiga peri itu terkejut dan marah hingga
salah satu peri tak sengaja membongkar rahasia mengenai apa yang terjadi
padanya saat bayi.
Aurora berlari menuju Moors. Dia
menemui Maleficent dan menanyakan kenapa Maleficent tak pernah menceritakan
bahwa dirinya dikutuk. Maleficent menatap sedih Aurora. Aurora mengatakan bahwa
seperti yang diceritakan oleh bibinya, peri yang mengutuknya adalah seorang
peri jahat. Tapi, dia tak dapat mengingat namanya. Maleficent mengatkan bahwa
namanya Maleficent. Aurora menatap Maleficent dengan pandangan tak percaya. Dia
tak percaya ternyata peri yang dia anggap sebagai pelindungnya adalah peri yang
mengutuknya. Dengan mata berkaca-kaca, Maleficent berusaha mendekat. Aurora
melarang Maleficent mendekatinya. Dia mengatakan ternyata kejahatan di dunia
ini adalah Maleficent yang selama ini dia anggap sebagai peri penjaganya.
Maleficent begitu sedih. Dia
menyadari bahaya yang akan terjadi. Dia menyuruh Diaval untuk mencari Phillip.
Aurora mendatangi kastil ayahnya.
Seorang pengawal membimbingnya bertemu dengan ayahnya yang sedang berdiskusi
dengan beberapa pemimpin pasukan perang. Stefan melihat Aurora yang telah
tumbuh dewasa. Bukannya bahagia melihat kedatangan anaknya, Stefan malah marah
karena Aurora datang terlalu cepat. Dia menyuruh pengawalnya untuk mengunci
Aurora di kamar.
Aurora berjalan mondar-mandir
dikamarnya. Dia menatap jari telunjuknya. Hatinya begitu resah. Lalu, dia
mendengar sebuah bisikan. Seorang pelayan tak sengaja membukakan pintu. Aurora
berlari pergi ke luar kamar.
Phillip kembali ke hutan dimana dia
bertemu dengan Aurora. Namun, Aurora tak ada. Justru, Maleficent yang telah
menunggunya. Dia membuat Phillip pingsan dan membawa Phillip ke kastil Stefan.
Aurora masih mengikuti bisikan
ditelinganya. Bisikan itu menuntunnya ke ruang bawah tanah. Disana, terdapat
banyak mesin pemintal yang telah terbakar. Salah satu mesin kembali pada bentuk
asalnya. Bisikan itu terdengar kembali. Menyuruh Aurora untuk menusukkan
jarinya pada jarum di mesin pemintal. Aurora melakukannya. Lalu, Aurora jatuh
tertidur. Maleficent yang sedang berusaha menyelamatkan Aurora dengan membawa
Phillip merasakan perasaan tak tenang. Dia berhenti, menyadari kutukannya telah
terjadi.
cuap-cuap:
Setiap orang memiliki sisi baik maupun sisi buruk dalam hatinya. Begitupula dengan Maleficent. Selama ini, diberbagai dongeng dikisahkan bahwa Maleficent merupakan tokoh jahat yang menyebabkan tokoh utama menderita. Cerita di film ini menunjukkan sisi lain bahwa Maleficent adalah peri baik yang sempat dikuasai perasaan dendam dan kemarahan sehingga dia meninggalkan sisi baiknya. Akantetapi, di dalam hatinya masih tersisa sisi kebaikkan yang berhasil dibuka oleh Aurora. Putri Aurora berhasil mengembalikkan rasa kasih sayang yang sempat dimiliki oleh Maleficent sebelum sayapnya dicuri oleh Stefan. Selama ini, Maleficent hanya ingin melindungi Moors dari keserakahan manusia. Perlindungan terhadap Moors ini semakin ditingkatkan seiring dengan ketidakpercayaan Maleficent pada manusia.
Hal yang menarik lain di film ini adalah apa yang terjadi pada Stefan. Dia memiliki istri yang cantik, harta yang melimpah, kekuasaan dan dianugrahi anak yang luar biasa. Namun, semua hal itu tak membuat Stefan merasa bahagia. Da justru dirundung ketakutan sehingga hidupnya amat menderita. Penderitaan yang dialami oleh Stefan menunjukkan bahwa setiap hal yang diawali oleh keburukan, seindah apapun kita melihatnya hanya akan memberikan penderitaan bagi kita. Keserakahan tidak akan membuat manusia bahagia. Betul tidak? #gayaAAGym
Tidak ada komentar:
Posting Komentar