Jumat, 08 Agustus 2014

Sinopsis K Movie: The Commitment Part 2

Jumat, 8 Agustus 2014

The Commitment Part 1


Dae Hoo dan para anggota Gank telah berada di atap sekolah. Ketua Gank meninju wajah mulus Dae Hoo. Sudut bibir Dae Hoo mengeluarkan darah. Tanpa mencoba membalas pukulan, Dae Hoo hanya menatap ketua Gank dengan dingin.
“ooohh, Lihatlah matanya. Hentikan!” Kata ketua Gank. Geram.
Anggota Gank lainnya menggeledah Dae Hoo. Dia mengambil dompet yang ada di saku blazer Dae Hoo. Melihat isi dompet yang tebal, mereka senang. Ketua Gank menemukan sebuah foto di dompet. Mereka mengomentari adik Dae Hoo yang terlihat manis di fotonya. Memperhatikan foto itu, Gank menyimpulkan bahwa Dae Hoo berasal dari Yanbian (sebuah daerah otonom Korea-Cina).
Dae Hoo merebut fotonya yang berada di tangan ketua Gank. Dia menahan amarahnya dengan mengepalkan tangan. “Ambil dompetnya dan pergi!,” katanya.

Ketua Gank kesal dengan kata-kata Dae Hoo. Dia akan memukul Dae Hoo lagi, tapi wali kelas mereka tiba-tiba datang dan memanggil mereka semua. Mereka mengikuti guru itu dan turun dari atap.
Ketika melewati tangga, Dae Hoo mendengar bunyi piano. Bunyi piano itu berasal dari ruang latihan balet dimana ada beberapa siswi yang sedang berlatih. Dae Hoo menuju ke tempat suara piano itu berasal. Sesampainya di depan ruang latihan balet, Dae Hoo melihat Hye in yang sedang mengintip siswi-siswi yang sedang berlatih. Dae Hoo ikut mengintip ruang latihan melalui kaca transparan di pintu. Dia tidak memperhatikan para siswi yang berlatih. Matanya tertuju pada piano yang ada di ruang latihan itu.
Hye in kaget ketika menyadari Dae Hoo berdiri di belakangnya. “Kenapa dengan wajahmu? Mereka melukaimu?” katanya ketika melihat sudut bibir Dae Hoo yang berdarah.
 Dae Hoo tidak menjawab pertanyaan Hye in. “Namamu Lee Hye In kan?
“Ya,” jawab Hye In.
“Kenapa mereka mengganggumu?”
“Tak ada alasannya,” katanya sambil terus melihat siswi yang berlatih balet.
Seorang siswi yang nampaknya ketua tim balet melihat mereka yang sedang mengintip di luar. Dia menghampiri pintu. Hye In berlari pergi dan berpesan untuk tidak mengatakan dirinya berada disana pada mereka.
Ketua tim balet membuka pintu. Melihat Dae Hoo yang berdiri di sana, dia bertanya ada apa. Dae Hoo dengan gaya cool nya melengos pergi begitu saja. Melihat sikap Dae Hoo yang dingin, ketua tim balet hanya melongo, sedetik kemudian dia tersenyum.

Di sebuah pabrik, seorang ahjussi nampak ketakutan. Dia bersembunyi diantara kardus-kardus. Dia menelpon orang tua angkat Dae Hoo, tapi tidak ada jawaban. Seorang pria berjaket hitam mendekat kearahnya. Ahjussi hanya menahan napas. Pasrah dengan apa yang akan terjadi. Pria berjaket berhasil menemukan tempat persembunyiannya. Tanpa ragu, pria berjaket itu menembak si Ahjussi. Ahjussi mati seketika berlumuran darah.

Disekolah, pak guru menyuruh siswa yang datang terlambat untuk membersihkan kelas. Setelah pak guru pergi, para anggota Gank yang datang terlambat malah menyuruh Dae Hoo untuk membersihkan kelas. Akhirnya, Dae Hoo membersihkan kelas bersama Hye In yang juga datang terlambat. Tanpa Dae Hoo sadari, Hye in tersenyum memperhatikan Dae Hoo yang begitu serius membersihkan jendela (cieee,, ada yang udah mulai naksir nih).
Setibanya di rumah, Dae Hoo mendapat sebuah paket berisi HP. Melalui HP itu, atasannya memberikan instruksi terkait misi yang akan Dae Hoo lakukan di Korea Selatan. Misi Dae Hoo adalah untuk membunuh Buk Doo Sung, agen seksi 35 yang telah membunuh para agen yang berasal dari unit 8. Selesai mendapat instruksi, Dae Hoo langsung menemui beberapa agen unit 8 untuk mendapatkan senjata.
Esoknya, Dae Hoo pergi ke sebuah gedung tempat latihan tinju. Dia memencet bel. Ketika seorang ahjussi membuka pintu, Dae Hoo langsung mendorong pintu itu sehingga membentur wajah ahjussi. Dae Hoo menendang perut ahjussi dan beberapa kali memukul wajahnya. Ahjussi berusaha melawan. Namun, Dae Hoo dengan cepat menahan tangan ahjussi, memukulnya dari perut hingga muka. Dae Hoo memutarkan tubuhnya dan berhasil membanting ahjussi itu.

 Ahjussi duduk di kursi dan tangan nya sudah terikat. Dae Hoo menanyakan keberadaan Buk Doo Sung pada ahjussi itu. Namun, ahjussi tak mau menjawab. Dae Hoo langsung menembak paha kiri ahjussi. Dae Hoo sekali lagi bertanya mengenai keberadaan Buk Doo Sung. Ahjussi masih tidak menjawab. Dae Hoo langsung mengacungkan pistolnya ke arah wajah ahjussi. Ahujussi ketakutan. Dia akhirnya mengatakan bahwa ada seorang tukang daging yang pernah melihatnya. Ahjussi berjalan tertatih. Dae Hoo tetap mengacungkan pistolnya sambil mengikuti. Tiba-tiba ahjussi meraih sebuah kursi dan memukulkannya ke badan Dae Hoo. Dae Hoo terjatuh. Ahjussi meraih pisau kecil yang ada di meja. Dia berusaha menusukkan pisau itu ke arah Dae Hoo. Dae Hoo menghindar. Dengan kecepatan tangannya, Dae Hoo berhasil menjatuhkan ahjussi. Sekuat tenaga dia menendang wajah ahjussi hingga leher ahjusi itu patah. Ahjussi pun tewas.
Dae Hoo telah berada di sebuah toilet. Matanya berkaca-kaca. Dia menatap dirinya sendiri di kaca. Terlihat jelas penyesalan di wajahnya.
Di sekolah, Hye In membersihkan mejanya yang penuh dengan sampah. Di sisi lain, teman-teman sekelasnya justru terus melemparkan sampah ke arahnya sambil mengejek dirinya sebagai sampah. Seorang siswi yang merupakan ketua tim balet menumpahkan banyak sampah kemejanya. Dia tertawa puas bersama teman-temannya. Dae Hoo menghampiri Hye In. Dia membantu Hye In membersihkan mejanya.
“Hei Yanbian, kalian terlihat cocok bersama. Bersenang-senanglah dengannya. Cinta antara Yanbian dan penyendiri. Ini, masih ada lagi. Kalian terlihat sangat cocok,” kata salah seorang siswa sambil terus melepar sampah ke arah Dae Hoo dan Hye In.
Ketika pelajaran berlangsung, Dae Hoo terlihat sedang melamun. Hye In menatap Dae Hoo sebentar kemudian kembali mengerjakan tugasnya. Dae Hoo yang sadar sempat diawasi menoleh ke arah Hye In.
“Hei anak baru!” Tiba-tiba, guru yang sedang menerangkan soal memanggilnya. “Jawab soal nomor 18,” lanjutnya.
Hye in melihat ke arah guru namun tangannya menunjukkan soal yang dimaksud guru beserta sedikit jawaban kepada Dae Hoo. Dae Hoo membacanya sebentar. Dia berdiri dan mengemukakan jawabannya dengan detail. Seluruh kelas nampak takjub dengan kemampuan Dae Hoo menjawab soal. Hye In tersenyum, kagum dengan kecerdasan Dae Hoo. Dia memperbaiki jawabannya. Guru pun memuji kecerdasan Dae Hoo.
Dae Hoo berada di ruang latihan balet. Dia mengingat ketika dia menemani adiknya bermain piano. Mereka terlihat bahagia ketika bersama-sama memainkan sebuah lagu.
Pintu terbuka. Dae Hoo terkejut. Dia langsung berdiri, melihat siapa yang masuk.
“Maaf, Kukira tadi kosong.” Kata Hye In ketika melihat Dae Hoo berdiri di depan piano.
“Aku sudah mau pergi,” kata Dae Hoo ketika melihat Hye In hendak pergi. Dae Hoo pun berlalu dari ruangan itu.
Para siswi berjalan menuju ruang latihan balet. Hye In berlatih balet sendirian. Para siswi membuka pintu dan terkejut melihat Hye In yang berada di ruangan itu. Hye In pun terkejut dan berniat pergi. Tapi, ketua tim balet menahannya. Dia mencemooh Hye In dan kembali mem-bully-nya.
Orang tua angkat Dae Hoo dan seorang temannya sedang sibuk membungkus uang dengan koran. Dae Hoo berjalan menuruni tangga. Teman orang tua angkat Dae  Hoo terkejut dengan kehadiran Dae Hoo. Dia berusaha menyembunyikan bungkusan uang ke dalam jaketnya. Ibu angkat Dae Hoo menenangkan temannya. Dia mengatakan bahwa Dae Hoo di pihak mereka.
“mau kemana kau jam segini?” tanya teman orang tua angkat Dae Hoo.
“Aku harus melaporkan tugasku kepadamu?” kata Dae Hoo datar sambil ngeluyur pergi ke luar.
Di sebuah gudang daging, Dae Hoo sedang menodongkan pistolnya ke arah seorang pria. Pria itu menuliskan plat nomor di atas kertas. Dia meminta agar dirinya tidak dibunuh. Tapi, ketika Dae Hoo sedikit lengah, dia mengambil besi tajam yang ada di dekatnya dan bermaksud menusukkannya pada Dae Hoo. Dae Hoo berhasil menahan tangannya. Dia memukul pria itu dan mendorongnya. Pria itu kembali mengarahkan ujung besi runcing ke arah Dae Hoo. Dae Hoo berhasil memutarkan tangan si pria kemudian menancapkan besi yang ada di tangan pria itu ke perutnya sendiri. Pria itu tewas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar