Sabtu, 09 Agustus 2014

Sinopsis K Movie: The Commitment Part 5

The Commitment Part 4

Dae Hoo pergi ke rumah Hye in. Hye In yang sedang mengangkat jemuran menemukan Dae Hoo yang tak sadarkan diri dan berlumuran darah.  Hye In membawa Dae Hoo ke rumahnya. Dia mengobati Dae Hoo. Dari televisi, berita mengabarkan bahwa dae Hoo adalah agen yang menyamar menjadi murid SMA. Hye In sangat terkejut saat mengetahui bahwa teman dekatnya ini adalah agen Korea Utara. Ditengah keterkejutannya itu, Dae Hoo terbatuk dan terbangun. Hye In langsung mematikan TV. Dae Hoo nampak sangat kesakitan. Hye In menanyakan keadaan Dae hoo dengan khwatir. Dae Hoo menatap sekeliling.
Keringat dingin membanjiri wajahnya. Setelah menyadari keberadaannya, dia mengatakan bahwa tidak seharusnya dia ada di tempat itu. Dae Hoo hendak pergi. Melihat De Hoo yang nampak begitu tersiksa, Hye In menahannya. Dia mengatakan bahwa dia tahu Dae Hoo sedang dikejar polisi. Hye In meyakinkan bahwa dia adalah teman Dae Hoo dan tak akan melaporkannya. Tapi,  Dae hoo mengatakan bahwa dia tidak punya teman. Bahkan, hye In tidak tau siapa dia sebenarnya.
Di Korea Utara, Kolonel Moon disiksa oleh anggota dari seksi 35. Mereka menanyakan keberadaan paket yang mereka inginkan. Kolonel Moon meminta kesempatan untuk pergi ke koreSel dan mengambil paket itu. Dia yakin bahwa hanya dirinyalah yang bisa menghubungi Dae Hoo. Anggota seksi 35 mengingatkan bahwa Kolonel Moon harus membunuh Dae Hoo yang telah membunuh para agen mereka.

Hye In bangun dan melihat Dae Hoo yang tidur sambil duduk di sudut ruangan. Dia menyelimuti Dae Hoo dan pergi berbelanja. Di minimarket secara tidak sengaja dia bertemu dengan Detektif Cha. Detektif Cha yang mengetahui pertemanan Hye In-Dae Ho memberikan kartu namanya. Hye In mengatakan bahwa dia tidak terlalu akrab dengan Dae Hoo. Detektif Cha meragukan perkataan Hye In. Beruntung, Detektif Cha mendapat telpon yang memintanya untuk segera datang.
Hye In berlari menuju rumah. Di bawah rumah atapnya, dia melihat motor Dae Hoo. Dia segera menutup motor itu dengan kain. Memasuki rumah, dia melihat Dae Hoo yang terpaku pada berita di TV yang mengabarkan kematian Kim Jong Il. Hye In akan mengobati luka Dae Hoo. Tapi, Dae Hoo tetap terpaku pada berita itu. Baginya, kematian Kim Jong Il berarti kehancuran bagi unit 8.
 Kolonel Moon tiba di KorSel. Omo,,, dibelakangnya Hye In berjalan kikuk mengikuti. Dae Hoo mendapat telpon dari kolonel Moon. Dae Hoo menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Kolonel Moon tidak bisa menjelaskan. Dae Hoo menanyakan keadaan Hye In adiknya. Kolonel Moon menyebutkan bahwa dirinya dan adik Dae Hoo telah berada di Selatan.  Dengan mata berkaca-kaca, Dae Hoo mempertanyakan maksud Kolonel Moon. Kolonel Moon hanya mengatakan bahwa jika Dae Hoo ingin bertemu dengan adiknya maka dia harus menyerahkan paket itu padanya.
Esoknya, Dae Hoo meninggalkan rumah Hye In. Mendengar suara motor Dae hoo, Hye In bangun dari tidurnya. Dia segera berlari keluar rumah dan melihat Dae Hoo yang pergi mengendarai motornya. Hye In bersedih dengan kepergian dae Hoo. Di atas meja, Dae hoo meninggalkan surat dan foto keluarganya untuk Hye In. Khawatir dengan Dae Hoo, Hye In segera menelpon Detektif Cha. Dia mengabarkan kepergian Dae Hoo dari rumahnya. Detektif Cha menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Dae Hoo dengan melacak CCTV yang ada di jalan daerah rumah Hye In. Detektif Cha juga menyuruh salah satu anak buahnya untuk menjemput Hye In.

Polisi menemukan tempat Dae Hoo berada. Dae Hoo mengikuti seseorang yang akan mengantarnya bertemu Kolonel Moon. Dae Hoo berada di tempat parkiran mobil. Disana, dia dan Kolonel Moon bertemu. Polisi KorSel berhasil menemukan keberadaan mereka. Dae Hoo ingin melihat adiknya, sedangkan Kolonel Moon ingin paketnya. Kolonel Moon menunjuk ke arah mobil dimana Hye In berada didalamnya dengan tangan terborgol. Setelah melihat adiknya, Dae Hoo menunjukkan paket yang Kolonel Moon mau. Ternyata, dibelakang dae hoo ada seseorang yang telah siap untuk menembakya. Sebelum orang itu menembak, anggota kepolisian KorSel menembak orang itu lebih dulu. Tembakan itu menyebabkan terjadinya adu tembak antara polisi Korea Selatan dengan anak buah Kolonel Moon. Dae Hoo menghawatirkan adiknya yang berada diantara mereka. Dia melihat kaca jendela mobil Hye In pecah terkena tembakan. Dae Hoo panik. Dia berteriak memanggil nama Hye In dan berusaha menyelamatkannya. Tapi, Kolonel Moon malah menyerangnya. Pertarungan diantara keduanya pun terjadi. Anak buah Kolonel Moon membawa mobil yang didalamnya ada Hye In pergi. Dae Hoo melepaskan Kolonel Moon dan mengejar mobil itu. Kolonel Moon hendak mengejarnya namun dia memilih kabur dari kejaran polisi Korsel.
Dae Hoo terus mengejar mobil adiknya. Dia mengejar sambil terus memanggil adiknya. Hye In yang tak bisa berbuat apa-apa hanya menangis memanggil-manggil kakaknya. Akhirnya mobil yang membawa Hye In berhasil dihentikan oleh polisi KorSel yang sudah mengepung tempat itu. Melihat dia dikepung polisi korsel, Dae Hoo memilih pergi melarikan diri.

Hye In  (teman sekolah Dae Hoo) yang harusnya dijemput oleh kepolisian KorSel justru malah diculik oleh anak buah Kolonel Moon. Sedangkan Hye In (Dae Hoo Sist) sedang menjalani konseling di kepolisian. Detektif Cha menyadari kesamaan nama Hye In pada teman dan adik Dae hoo. Wajahnya menunjukkan rasa simpati kepada kedua kakak beradik itu.
Kolonel Moon menelpon Dae Hoo. Dia mengancam bahwa mereka akan membunuh Hye In (teman Dae Hoo) jika Dae Hoo tidak segera mengembalikan paketnya.
 Di kantor polisi Hye In sedang memakan roti. Dia tampak kelaparan. Detektif Cha bertanya kenapa Hye In selalu mengenakan syal? Apakah tidak panas? Hye In menjawab bahwa syal itu dia rajut sendiri untuk kakaknya. Jadi dia akan menjaganya. Detektif Cha memuji syalnya. Ada panggilan yang masuk ke ponselnya. Itu dari Dae Hoo. Dae Hoo menanyakan keberadaan adiknya. Dae Hoo ingin berbicara dengan adiknya.
“Kau pasti sangat takut. Maafkan kakak. Tidak lama lagi, kakak akan menjemputmu,” kata Dae Ho
“Tidak lama lagi? Sungguh? Kakak harus datang menjemputku.”
Dae Hoo meminta Hye In untuk memberikan Hpnya pada Detektif Cha. Detektif Cha menyarankan agar Myung Hoon menyerah dan menemui adiknya. Dengan sedikit terisak, Dae Hoo mengatakan bahwa masih ada yang harus dia lakukan. Dia berjanji akan datang besok setelah semuanya selesai. Lalu, dia menutup telponnya.
Dae Hoo melampiaskan kesedihannya. Di sepanjang jalan dia menangis. Mengelus-ngelus dada. Tak kuat menahan perasaannya, dia duduk di pinggir jalan dan menangis menyesali keadaannya.
Sebelum memasuki gudang tempat Hye In (temannya) disekap, Dae Hoo sengaja menelpon Detektif Cha dan meninggalkan Hpnya diluar gudang. Detektif Cha tidak mendapat jawaban dari Dae Hoo. Dia menyuruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Dae Hoo melalui telepon itu.

Dae Hoo sudah dikelilingi oleh anak buah Kolonel Moon.
“aku tahu ini akan terjadi. Perasaan tidak penting akan menghancurkanmu,” kata Kolonel Moon saat berhadapan dengan Dae Hoo.
Dae Hoo menatap seluruh ruangan. Dia menanyakan keberadaan Hye In. Kolonel Moon menunjukkan dengan meliriknya. Dae Hoo mendatangi tempat Hye In. Hye In duduk terikat di pojok ruangan. Saat melihat Dae hoo, Hye In menggelengkan kepalanya sambil menangis mengharapkan Dae Hoo pergi.
“Batu yang tak berharga ini, kau pikir aku akan menyimpannya?” Kata Dae Hoo sambil menunjukkan berlian ditangannya pada Kolonel Moon.
“Kau masih anak-anak, belum dewasa Juga,” ejek Kolonel Moon.
“Kau tak bisa melakukan ini padaku. Aku menuruti semua perintahmu.”
“Aku ingin menjadikanmu pahlawan negara kita.”
“Tapi Kau, menjadikanku seorang pembunuh,” kata Dae Hoo berkaca-kaca. Dae Hoo melemparkan seluruh berlian itu dari tangannya. Berlian itu berhamburan. Semua orang terpaku pada berlian itu. Dae  Hoo menembak anak buah Kolonel Moon yang berdiri di dekatnya.
Dae Hoo akan menembak kolonel Moon. Kolonel Moon menjadikan salah satu anak buah yang berddiri didekatnya sebagai tameng. Dae Hoo berusaha menembak anak buah Kolonel Moon yang lain. Satu tembakan mengenai pundak Dae Hoo. Dae Hoo terus menembak sambil memasuki tempat Hye In disekap. Hye In ketakutan. Dae Hoo membuka lakban yang menutupi mulut Hye In. Dia menanyakan keadaan Hye In dan menyuruh Hye In untuk mengikuti perkataannya. Sebuah kontener ditabrakkan ke ruangan itu. Tapi tidak berhasil melukai Dae Hoo atau Hye In. Dae Hoo berhasil menembak beberapa anak buah Kolonel Moon. Ternyata paha Dae hoo terluka. Hye In menahan luka itu agar tidak banyak mengeluarkan darah. Meski kesakitan, Dae Hoo tetap saja memikirkan keadaan Hye In. Dae Hoo melemparkan tasnya. Dia memeluk Hye In untuk melindunginya. Tasnya meledak disertai dengan ledakkan tambahan dar gas-gas yang berada di sekitar sana. Dae Hoo dan Hye In berhasil selamat dari ledakkan itu. Hye in memapah Dae Hoo untuk keluar dari gedung.


 Saat mereka berjalan, tiba-tiba seorang anak buah Kolonel Moon yang masih hidup menangkap kaki Dae Hoo. Dia berusaha mencekik Dae Hoo. Dae Hoo yang sudah kehabisan tenaga tidak bisa banyak melawan dan meminta Hye In pergi. Sirine mobil polisi terdengar. Hye In segera keluar dari gudang. Dia bertemu Detetif Cha. Detektif Cha masuk ke dalam gudang.
Samar-samar, Dae Hoo melihat Kolonel Moon mendekat sambil menodongkan pistol. Dengan tenaga yang tersisa Dae Hoo membalikkan tubuhnya berada dibawah orang yang mencekiknya sehingga anak buah Kolonel Moon itu yang tertembak. Dae Hoo mengambil pistolnya dan berdiri. Kolonel Moon menembak Dae Hoo lagi dan mengenai perutnya. Detektif Cha datang dan menodongkan senjatanya ke arah Kolonel Moon. Kolonel Moon mengatakan pada Dae Hoo, jika dia ingin selamat maka tembak Detektif Cha. Dae Hoo menodongkan senjatanya ke arah Detektif Cha. Detektif Cha kebingungan antara mengarahkan pistolnya ke arah Dae hoo atau ke arah Kolonel Moon. Detektif Cha akhirnya memutuskan untuk mengarahkan senjatanya pada Kolonel Moon.
“Apa yang Harus ku lakukan. Aku tak bisa  kembali. Inilah pasti akhirnya.” Dae Hoo mengarahkan senjatanya pada Kolonel Moon dan langsung menembaknya. Dae Hoo juga mendapat tembakan dari Kolonel Moon.Detektif Cha ikut menembak Kolonel Moon. Dae hoo dan kolonel Moon tersungkur. Detektif Cha membawa Dae Hoo keluar. Dae Hoo masih sadar. Dia melihat Hye In (teman) menunggunya. Keduanya memaksakan diri untuk tersenyum. Bersamaan dengan jatuhnya gelas Hye In (Dae Hoo Sist) di kantor polisi, Dae Hoo limbung dan mulai kehilangan kesadaran.


 Dae Hoo dan Hye In berada di dalam mobil. Di sisa-sisa kesadarannya, dia masih bisa melihat terbitnya matahari.
“Aku harus pergi. Dia menungguku. Maafkan aku.” Dae Hoo menghembuskan nafas terakhir. Hye In hanya bisa menangisi kepergian Dae Hoo. Sadar Dae Hoo meninggal, Detektif Cha menghentikan mobilnya. Hye In yang berada di kantor polisi merasakan adanya kejadian buruk yang menimpa sang kakak. Dia tidak bisa menahan air matanya.


Di musim dingin, Hye In (teman Dae Hoo) berjalan di atas salju. Dia menuju ke tempat Hye In (Dae Hoo sist) berada. Di kantor polisi, Hye In (Dae Hoo sist) berjalan didampingi Detektif Cha.
“Kau pasti Hye In,” kata Hye In (teman).
“Apa kau Hye In juga?” tanya Dae Hoo Sist
“Ya.”
“Hye In, mau jalan keluar?” ajak Hye In (teman) pada Dae Hoo Sist sambil menggandeng tangannya. Keduanya berjalan bersama. Jepit Rambut yang dibeli Dae Hoo telah terpasang cantik di kepala adik kesayangannya.
“Apa Hubunganmu dengan kakak ku?”
“Hubungan kami? Kami Cuma teman sekelas”
“Kau teman sekelas kakakku?”
Dae Ho : Kau pernah mengatakan kepadaku kau ingin berada ditempat dimana tidak ada orang yang mengenalimu. Betapa menyenangkannya, jika aku juga bisa ikut. Aku hidup di sini sebagai Kang Dae Hoo. Tapi, ketika bersamamu aku menemukan jati diriku kembali. Terimakasih, Hye In. Namaku Lee Myung Hoon.

TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar